Bitung – Terkuaknya dugaan penyalagunaan sejumlah bantuan dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti berimbas pada kelompok nelayan penerima bantuan.
Sejumlah kelompok nelayan mengaku mulai mendapat intimidasi dari oknum staf Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkot Bitung terkait bantuan-bantuan itu.
“Kami diminta untuk menyamakan presepsi soal beberapa bantuan yang hingga kini tidak jelas keberadaannya dimana oleh staf Dinas Kelautan dan Perikanan,” kata salah satu anggota kelompok nelayan, Jumat (25/11/2018).
Malah menurut anggota kelompok nelayan yang identitasnya dirahasiakan ini, ketua-ketua kelompok penerima bantuan disodorkan surat pernyataan oleh oknum staf Dinas Kelautan dan Perikanan untuk ditandatangani.
“Surat pernyataan itu isinya tentang ketidakmampuan atau ketidaksiapan kelompok penerima bantuan untuk mengelola bantuan yang diberikan sehingga diambil alih Dinas Kelautan dan Perikanan,” katanya.
Dan jika tidak ditandatangani kata dia, oknum staf menakut-nakuti akan menjalani pemeriksaan dari aparat penegak hukum karena tidak mampu mengelola bantuan yang diberikan kementerian.
“Bagaimana kami dinyatakan tidak mampu mengelola bantuan kalau melihat bantuannya saja kami tidak pernah lihat seperti apa bentuk bantuannya dan tiba-tiba diminta menandatangani surat pernyataan,” katanya.
Adapun sejumlah bantuan yang diserahkan secara simbolis Menteri Susi saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Bitung tahun 2017 lalu, seperti alat pembuat abon ikan dan dua unit mobil pick up hingga kini tidak jelas keberadaannya.
Padahal dari penelusuran, di tahun itu ada sekitar Rp12 miliar nilai bantuan yang diserahkan untuk kelompok nelayan di Kota Bitung, termasuk dua unit kendaraan roda empat dengan nilai bantuan sekitar Rp300an juta untuk KSU Cakalang Lestari.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkot Bitung, Listje Macawalang membantah jika bantuan-bantuan itu belum diserahkan.
“Sesuai laporan, semua bantuan sudah diserahkan ke penerima. Kecuali, kendaraan karena perlu proses,” kata Listje.
Soal dua unit kendaraan bantuan yang setiap hari digunakan stafnya, Listje menyatakan, bisa saja yang menggunakan adalah anggota kelompok nelayan atau koperasi kendati berstatus ASN.
“Banyak staf saya yang menjadi anggota koperasi perikanan dan bisa saja mobil itu digunakan oleh mereka. Tapi saya akan cek,” katanya.
(abinenobm)