TOMOHON – Pernyataan menarik dilontarkan Kepala Bagian Perekonomian Setdakot Pemkot Tomohon, Max Mentu SIP terkait kemelut kelangkaan bahan bakar jenis Minyak Tanah (MT) beberapa bulan terakhir ini menyusul mulai diberlakukannya program konversi dari minyak tanah ke elpiji yang kemudian diikuti pengurangan kuota MT bersubsidi oleh Pertamina.
Menurutnya, pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa guna mengatasi kelangkaan ini. “Untuk pemerintah daerah, tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi kelangkaan ini. Minimal kita hanya bisa mengawasi. Sebab ini program nasional dan kita hanya bisa bermohon ke pemerintah pusat. Dan itu sudah kita lakukan,” ujarnya kepada sejumlah wartawan baik cetak dan elektronik belum lama ini.
Lanjut dijelaskannya bahwa untuk jatah MT Kota Tomohon saat ini telah dipangkas, dari 15 Kilo Liter (KL) menjadi 3 kiloliter. “Memang pasokan minyak tanah untuk Kota Tomohon dikurangi karena program konversi ini. Sebenarnya untuk Tomohon jatahnya 15 KL, tapi sekarang tinggal tiga KL, ini berarti dipangkas 80 persen. Sementara untuk pendistribusiannya, diatur dua minggu sekali oleh dua agen,” jelasnya.
“Sebenarnya kita sangat mendukung program ini, namanya saja program pemerintah pusat, mau tidak mau kita di daerah harus mendukungnya. Hanya saja program ini sebenarnya harus dikaji dulu. Karena masyarakat kita sudah berpuluh-puluh tahun menggunakan minyak sebagai bahan bakar,” ungkap Mentu.
Sementara itu, soal sosialisasi program konversi minyak ke elpiji, menurut mantan Sekwan versi Cipinang ini, untuk Kota Tomohon telah dilakukan oleh pihak terkait.
“Baik soal pendataan, sosialisasi edukasi, penyaluran itu semua dilakukan pemerintah pusat lewat konsultan yang telah ditunjuk. Sementara untuk sosialisasi di Kota Tomohon itu telah dilakukan sampai ke tingkat kelurahan. 44 kelurahan sudah. Bahkan dua kali dilakukan dan di Tomohon yang terbanyak. Sayang, dalam sosialisasi ini masih sedikit yang bersedia untuk hadir. Konversi di Tomohon sebenarnya telah berjalan dengan baik cuman memang agak sedikit terhambat,” tukasnya. (iker)