Manado, BeritaManado.com — Peragaan dan penjualan batik secara virtual pertama yang digelar oleh perwakilan Indonesia berhasil digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul, Korea Selatan.
Event virtual yang tayang secara langsung di akun IG @ybi.official dan @kbri_seoul pada Minggu (29/12/2020) tersebut dilaksanakan sebagai hasil kerjasama antara Yayasan Batik Indonesia (YBI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul.
Tema yang diusung pada event tersebut yaitu “Buy Batik, Wear the Art, Respect the Artist” merupakan bagian dari upaya Yayasan Batik Indonesia untuk membantu para pengrajin batik agar mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Untuk memaksimalkan hal tersebut, KBRI Seoul dan Yayasan Batik Indonesia menggaet Putri Indonesia 2020 dan dua desainer top tanah air Novita Yunus dan Ai Syarif.
Peragaan Batik yang digelar pun menarik perhatian hingga ditonton oleh ribuan orang, bahkan minat untuk membeli batik sangat tinggi.
Acara keseluruhan termasuk live batik dari YBI dan pembelian batik dari beberapa perusahaan Korea di Jakarta dengan nilai transaksi total Rp1 miliar.
Penjualan batik tersebut oleh KBRI Seoul diupayakan untuk dilakukan dengan sistem contract sales dan penjualan retail.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi bersama istri Nila Hadi dan anaknya Aini Hadi tampil kompak dalam event tersebut.
Begitu juga dengan Menko Perekonomian RI Airlangga Hartanto dan istri yang juga Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia Yanti Airlangga.
Tidak ketinggalan, Ketua Harian YBI Coreta Louise Kapoyos dan Wakil Ketua 3 YBI Sari Agus Suparmanto.
Coreta Louise Kapoyos bahkan merilis karyanya yang mengkombinasikan Batik dan pakaian tradisional Korea Selatan yaitu Hanbok.
Salah satu batik yang digunakan adalah batik Aceh, dengan corak dan warna yang beragam sehingga menghasilkan hanbok batik yang cantik.
Kepada BeritaManado.com, Coreta Kapoyos mengatakan, pada 2021 nanti, akan menjadi tuan rumah “The 2nd World Conference on World Creative Economy”.
“KBRI Seoul adalah yang pertama membentuk fungsi baru yang khusus menangani ekonomi kreatif dan digital. Jadi tugasnya itu meng-handle promosi khusus sektor ekraf, termasuk 17 sub-sektornya. Batik masuk disitu,” ujar Coreta, Kamis (3/12/2020).
Dengan terlaksananya kegiatan tersebut, Coreta yakin, batik tidak hanya akan makin dikenal tapi juga diminati para pecinta fashion termasuk di Korea Selatan.
“Batik akan mudah ditemukan di sana. Itu sebabnya, dengan arahan Ketum YBI, Ibu Yanti Hartanto, kami terus berupaya membantu para pengrajin batik agar bisa survive,” kata Coreta.
Coreta pun mengungkapkan, event virtual tersebut tidak hanya mencatat nilai transaksi dengan total lebih dari Rp1 miliar tapi juga mendapat rekor MURI.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh pendiri MURI, Jaya Suprana, yang juga hadir di ruang virtual.
(srisurya)