TOMOHON, beritamanado.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon menggelar Sosialisasi Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam yang dilaksanakan di aula Happy Lyste, Kamis (03/05/2018).
Wali Kota Tomohon Jimmy Eman SE Ak saat membuka kegiatan mengatakan kegiatan ini sangat penting guna menjadikan Kota Tomohon yang siap dengan ancaman bencana jika terjadi tanggap darurat, dimana masyarakat dituntut untuk secara bertahap menjadi masyarakat yang tangguh bencana.
“Kegiatan ini pun menjadi momentum tepat dan memang sudah seharusnya secara dini dilaksanakan pada semua elemen masyarakat guna terwujudnya kota yang tangguh bencana. Gunung Lokon kapan saja bisa erupsi, untuk itu kami mengimbau masyarakat Kota Tomohon terlebih yang bermukim di sekitaran Gunung Lokon untuk tetap siaga, tanggap akan bencana agar tidak terjadi sesuatu yang kita tidak inginkan,” ujar Eman.
Diuraikannya, sejak 2016 kawasan rawan bencana erupsi Gunung Lokon telah mengalami perubahan yakni Kawasan Rawan Bencana (KRB) I dari radius 5 km menjadi 6 km dan KRB II radius 3,5 km menjadi 4 km sedangkan KRB III radius 2,5 km. “Yang harus kita waspadai juga adalah bencana gerakan tanah atau tanah longsor, pihak kami telah memasang berupa peralatan Early Warning Sistem (EWS) yang mendeteksi adanya potensi gerakan tanah, dan saat ini telah dipasang wilayah Kelurahan Kayawu sebagai bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tomohon Drs Robby Kalangi SH MM menjelaskan maksud kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat dalam upaya antisipasi dan pengurangan resiko bencana alam serta mempersiapkan terwujudnya kota tangguh bencana.
(ReckyPelealu)
TOMOHON, beritamanado.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon menggelar Sosialisasi Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam yang dilaksanakan di aula Happy Lyste, Kamis (03/05/2018).
Wali Kota Tomohon Jimmy Eman SE Ak saat membuka kegiatan mengatakan kegiatan ini sangat penting guna menjadikan Kota Tomohon yang siap dengan ancaman bencana jika terjadi tanggap darurat, dimana masyarakat dituntut untuk secara bertahap menjadi masyarakat yang tangguh bencana.
“Kegiatan ini pun menjadi momentum tepat dan memang sudah seharusnya secara dini dilaksanakan pada semua elemen masyarakat guna terwujudnya kota yang tangguh bencana. Gunung Lokon kapan saja bisa erupsi, untuk itu kami mengimbau masyarakat Kota Tomohon terlebih yang bermukim di sekitaran Gunung Lokon untuk tetap siaga, tanggap akan bencana agar tidak terjadi sesuatu yang kita tidak inginkan,” ujar Eman.
Diuraikannya, sejak 2016 kawasan rawan bencana erupsi Gunung Lokon telah mengalami perubahan yakni Kawasan Rawan Bencana (KRB) I dari radius 5 km menjadi 6 km dan KRB II radius 3,5 km menjadi 4 km sedangkan KRB III radius 2,5 km. “Yang harus kita waspadai juga adalah bencana gerakan tanah atau tanah longsor, pihak kami telah memasang berupa peralatan Early Warning Sistem (EWS) yang mendeteksi adanya potensi gerakan tanah, dan saat ini telah dipasang wilayah Kelurahan Kayawu sebagai bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tomohon Drs Robby Kalangi SH MM menjelaskan maksud kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat dalam upaya antisipasi dan pengurangan resiko bencana alam serta mempersiapkan terwujudnya kota tangguh bencana.
(ReckyPelealu)