Tombulu, BeritaManado.com – Dalam diri manusia ada beberapa dorongan naluri. Salah-satunya dorongan kedirian.
Demikian awal khotbah Pendeta Hana Ireine Tamunu STh, ketika memimpin ibadah Minggu (26/5/2019) pagi, GMIM Alfa-Omega Rumengkor.
Khotbah mengambil pembacaan alkitab Roma 14: 13-23, “Jangan memberi batu sandungan”.
“Ada kedirian tidak mau kalah. Ada yang santun, tidak ingin disanjung asalkan tidak disepelekan. Dorongan pendirian itu baik harus dilengkapi kerendahan hati,” jelas Pendeta Hana.
Roma adalah kota terbesar di dunia masa itu. Rasul Paulus sering berkunjung ke Kota Roma. Secara khusus Paulus mengingatkan soal perilaku jemaat, relasi satu sama lain.
Jemaat Roma yang dipuji Paulus ternyata menyimpan banyak masalah. Diantaranya pembedaan kaum lemah, orang Yahudi dan non Yahudi.
“Ada pembedaan soal makanan. Kaum lemah hanya makan sayur-sayuran, sementara kaum yang kuat bisa makan segalanya,” terang Pendeta Hana.
Orang Yahudi memiliki aturan ketat dalam hal makanan. Paulus mengingatkan keyakinan pribadi, perkuat persekutuan dengan Tuhan.
Totalitas hidup berkomitmen melakukan yang dikehendaki Tuhan.
Jangan sampai meninggalkan Kristus hanya soal makanan. Lakukan segala sesuatu berdasarkan iman.
“Jangan jadikan diri kita menjadi batu sandungan bagi orang lain,” pungkas Pendeta Hana.
Ibadah dihadiri Ketua BPMJ Pdt. Welly Pudihang S.Th, Pdt. Veronika Sendow S.Teol, guru agama Fenny Mamuaja SPAK, wakil ketua BPMJ Pnt. Jopie Warbung, sekretaris Pnt. Drs. Dolvie Palit, bendahara Sym. Dra. Meiske Pangemanan, Pelsus Kolom 1 sampai 14 dan ratusan jemaat.
(JerryPalohoon)