
Manado – Kasus fotografer cabul yang membius dan memotret korbannya dalam kondisi telanjang menjadi viral didunia maya belakangan ini.
Meski belum terbukti, tapi pemberitaan terkait kasus ini pun mulai berdampak pada profesi fotografer, khususnya kepercayaan orang-orang terdekat.
Untuk itu, beberapa waktu yang lalu, komunitas fotografer di Manado mengklarifikasi kasus ini langsung kepada Kepala BP3A Sulawesi Utara, Erny Tumundo.
Diakhir pertemuan tersebut, kepada BeritaManado.com, Erny menjelaskan bahwa tidak pernah ada konfrensi pers terkait kasus tersebut.
“Beredar di media bahwa ada konfrensi pers. Kejadian sebenarnya waktu itu, saya sudah dalam perjalanan ke bandara dan buru-buru, tapi dihubungi terus oleh Ibu Jull untuk mampir ke kantor salah satu organisasi wartawan di Manado. Disana saya mendengar laporan terkait tersebut dari yang meyatakan diri sebagai fotografer,” jelas Erny.
Lanjutnya, dalam pertemuan tersebut tidak disebutkan pelaku dan korban, hanya laporan jenis kasus saja, yaitu pembiusan dan foto telanjang.
Berdasarkan laporan tersebut, maka selaku BP3A, Erny mengajak pihak organisasi wartawan dan fotografer tersebut untuk bekerjasama melakukan sosialisasi.
“Karena ada laporan seperti itu, maka saya mengajak mereka untuk sosialisasi saja ke sekolah-sekolah untuk menghindari lagi hal serupa terjadi. Pertemuan itu bukan inisiatif kami dan disana saya hanya 15 menit, itupun untuk mendengarkan laporan tersebut,” tambahnya. (srisurya)
Baca juga:
- Komunitas Fotografer Seruduk Kantor Gubernur, Ada Apa???
- Legislator Penggiat Fotografi Minta Aparat Hukum Telusuri Fotografer “Cabul”