Bitung—Persoalan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah (MT) di Kota Bitung seakan tiada habisnya. Apalagi semenjak penerapan kebijakan peralihan penyaluran MT dari pangkalan ke kelurahan semakin memperkeruh permasalahan bahan bakar rumah tangga ini untuk diperoleh warga.
Malah kini sorotan ditujukan ke Kabag Perekonomian Kota Bitung, Oktav Kandoli ada dibalik kekisruhan penyaluran MT tersebut. Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat antar pihak PT Pertamina Manado, Pemkot, agen, pangkalan, camat dan Lurah se-Kota Bitung dengan lintas komisi DPRD Kota Bitung, Selasa (13/2).
Dalam pertemuan tersebut, para agen dan pangkalan mengakui kebijakan peralihan tersebut dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang mengatasnamakan Pemkot Bitung untuk menaikan harga dan menyimpan stok MT. Malah secara terang-terangan para agen dan pangkalan menuding Kandoli ada dibalik kekisruhan penyaluran MT bersubsidi di Kota Bitung.
“Yang bertanggung jawab disini jelas-jelas Bagian Perekonomian, karena mereka yang selama ini mengatur distribusi dan mengeluarkan ijin agen dan pangkalan. Jadi mereka yang tahu persis kemana arah MT bersubsidi selama ini disalurkan sehingga masyarakat sulit mendapatkannya,” kata salah satu perwakilan pengkalan MT, Bram.
Bahkan ia sendiri dengan lantang mengatakan, Kabag Perekonomian dan agen adalah biang kerok terjadinya gejolak MT di lapangan. Karena menurutnya, Perekonomian dan agen bermain mata dalam menyalurkan MT, sehingga banyak pangkalan yang gigit jari tidak mendapatkan jatah secara rutin.
Menanggapi permasalahan tersebut, pihak Pemkot Bitung yang diwakilia Asisten II Bidang Perekonomian Kota Bitung, Dahlia Kaeng serta perwakilan agen MT, Nelly Karundeng dan pihak PT Pertamina saling lempar bola. Seakan-akan mereka mencoba cuci tangan di depan para anggota DPRD soal permasalahan penyaluran MT bersubsidi tersebut.
Sementara itu, Sales Representative BBM retail PT Pertamina Manado, Cristianto mengaku pihaknya hanya mengurusi teknis penyaluran hingga agen. Dan pihak agen yang menentukan jalur ke pangkalan.
“Jadi kami tidak tahu menahu soal penyaluran dari agen ke pangkalan karena itu tugas agen yang mengatur hingga sampai ke masayarakat,” kata Cristianto.(en)