Dalam suatu daerah perlu ditingkatkan akan pengenalan budaya daerah sendiri, yaitu budaya positif yang berhubungan erat dengan seni, mengangkat kembali seni-seni yang terlupakan seperti musik kolintang, tari maengket, pisok, lili loyor dan tarian yang berhubungan dengan kearifan budaya lokal Minahasa Utara untuk menunjang kepariwisataan.
Sesuai dengan tugas kerja sebagai Kepala Bidang Seni Budaya dan Sejarah di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Drs Donny Kalempouw mengakui perlu juga dilestarikan budaya ritual, sebagai pengingat akan kegiatan positif yang bisa diambil dari orang tua-tua.
“Ada ritual nae rumah baru, buka kobong baru, bersih-bersih kampung atau desa, itu juga perlu kita lestarikan. Bukan terkait kita percaya opo-opo,” kata pria kelahiran tanggal 6 Oktober 1967 di Airmadidi itu pada BeritaManado.Com.
Dikatakan pemilik hobi berolah raga dan membaca ini, melihat kembali lagi zaman dahulu, boleh dikata mengandung unsur-unsur magis, tapi bisa dilihat dari arti-arti mereka dengan masa sekarang, contohnya memakai tumbuh-tumbuhan sebagai tanaman seperti apotik hidup.
Dikaitkan dengan sejarah, buah Pepaya dan Tebu adalah buah bidadari, dulunya setiap rumah di Tonsea ada Tebu.
“Semacam itu yang perlu kita lestarikan yang kita ambil bermanfaat, yang tahyul kita pilah-pilah, ritual-ritual positif ingatkan generasi muda bahwa di tanah Tonesa ada upacara, budaya, adat sejarah yang positif,” jelas Donny Kalempouw yang segera menyelesaikan pendidikan magisternya (S2)
Menunjang program Pemkab Minut, sentuh tanah, sentuh air dan sentuh budaya, untuk Visi menjadikan Minahasa Utara tujuan wisata 2015, ditunjang juga dengan infrastruktur. Menurutnya, sudah ada peningkatan infrastruktur, tapi lebih ditingkatkan, harus ada kerjasama antar SKPD.
“Dengan adanya itu, Minahasa Utara tidak sekedar menjadi daerah tujuan wisata saja, namun sesudah itu diharapkan Minahasa Utara jadi daerah Tempat Wisata,” kata Donny Kalempouw
Dijelaskannya, menjadi Tempat Wisata adalah dalam satu kegiatan, ada beberapa macam lokasi yang dikunjungi. Misalnya turis ke Air Terjun Tunan untuk mandi, setelah itu pasti turis lapar, maka disediakan juga tempat makan disitu, berupa milu rebus, pisang goreng atau menu lainnya.
Sehabis mandi dan makan di tempat wisata Air Terjun Tunan, turis bisa lanjut ke objek wisata lainnya, seperti Kaki Dian. “Misalnya di kaki dian ada hiburan, seperti atraksi seni. Terus turis bisa ke Waruga di Sawangan melihat objek wisata sejarah,” urai Donny Kalempouw.
Setelah menikmati beberapa objek wisata, turis misalnya bisa pergi ke beberapa desa yang ada tempat makan buah, seperti Pepaya, Durian atau Rambutan dan buah lainnya. Usai berwisata, disediakan juga tempat nginap untuk para turis.
“Tahun 2015 memang daerah tujuan wisata, sehingga dari tujuan wisata, kedepannya Minahasa Utara bisa menjadi tempat wisata,” tandas Donny Kalempouw. (robintanauma)