Airmadidi-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Utara (Minut) punya tugas baru dalam membantu petani rumput laut lokal.
Pasalnya, kegairahan kelompok budidaya rumput laut untuk memasarkan komoditi hasil laut dari Minut ternyata terkendala masalah pemasaran sehingga sulit untuk bersaing dengan petani rumput laut daerah lain.
Ketua Kelompok Budidaya Rumput Laut Melati, Yosefin Nelwan mengatakan hanya ada beberapa pembeli yang siap membeli rumput laut asal Minut, salah satunya dari Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) namun hanya dalam bentuk bibit.
“Selama ini pembudidaya rumput laut terkendala masalah pemasaran. Sebelumnya ada pembeli dari Manado, sekarang tidak ada lagi,” ujar Nelwan, Selasa (1/11/2016).
Nelwan mengaku produk hasil laut berupa rumput laut Desa Nain sangat menjanjikan, karena kualitasnya.
“Namun kami kesulitan begitu saat panen. Apalagi harga jual bibit rumput laut terlalu rendah. Untuk bibit saja dijual Rp3000 per kilogram (kg),” jelas Nelwan seraya menambahkan untuk permintaan ke Bolmut sekitar 50 ton tiap pekan.
Sementara penyuluh perikanan Delvy Laloan mengaku informasi pihak kementerian telah membuka jalur kerjasama dengan para pembeli dari negara Eropa.
“Yang saya tahu menteri Susy Pujiastuti telah melakukan kotrak kerja sama dengan 5 negara Eropa. Intinya bahwa sudah ada pembeli, sehingga memudahkan pelaku usaha rumput laut di daerah ini,” sebut Laloan.
Dia berharap, Pemkab Minut melalui Dinas terkait harusnya proaktif mencari pembeli, apalagi komoditi ini merupakan salah satu komoditi andalan Minut.
“Kualitas rumput laut Minut menjadi andalan, sayangnya pembudidaya rumput laut kesulitan mendapatkan pembeli,” tandasnya.(findamuhtar)