
Manado, BeritaManado.com – Dr dr Jimmy Panelewen SpB-KBD resmi dilantiknya sebagai Direktur Utama (Dirut) RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, Jumat (25/8/2023).
Putra Romboken yang lahir pada 17 Agustus 1964 ini merupakan Dokter Spesialis Bedah yang selama kurang lebih lima tahun memimpin RSUP Prof Dr R D Kandou Manado.
Kabar pelantikan ini pun cukup mengejutkan bagi jajaran RSUP Kandou, sebab selama menjabat sebagai Dirut, Jimmy Panelewen sukses memimpin RSUP Kandou dan mempersembahkan sejumlah capaian yang membanggakan.
“Iya, Bapak Jimmy Panelewen dilantik sebagai Dirut RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung,” ungkap Manajer Humas RSUP Kandou, Ruslianto Urendeng, kepada BeritaManado.com, Sabtu (26/8/2023).
Sejumlah capaian, di antaranya membawa RSUP Kandou terakreditasi A sebagai Institusi Penyelenggara Pelatihan berhasil dipersembahkan.
Selain itu, RSUP Kandou juga resmi menjadi unit penyelenggara Ujian Kompetensi (Ukom) bagi tenaga kesehatan (Nakes).
Teranyar, di bawah kepemimpinannya, RSUP Kandou sukses menggelar operasi transplantasi ginjal dengan diampuh oleh RSCM.
Prestasi ini merupakan suatu yang membanggakan karena operasi transplantasi ginjal ini adalah yang pertama di Indonesia Timur.
Sementara atas pelantikan tersebut, Dewan Pengawas, Direksi, dan seluruh Civitas Hospitalia RSUP Kandou mengucapkan selamat dan sukses kepada Dirut Jimmy Panelewen dalam tugas barunya.
Dilantik Menkes Budi Sadikin
Sebelumnya, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI, Jimmy Panelewen diangkat dalam tugas tambahan sebagai direksi rumah sakit, yakni menjadi Dirut RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.
Pelantikan dipimpin oleh Menteri Kesehatan, Budi Sadikin, pada Jumat 25 Agustus 2023.
Dalam sambutan Menkes Budi yang dikutip dari siaran you tube Kemenkes RI, dirinya kembali menyebut soal tiga pesan yang selalu dititipkannya kepada para direktur.
Nomor satu dan yang paling penting, kata dia, adalah berkaitan dengan layanan kepada masyarakat.
Bagi Menkes, cara mengetes apakah layanan sudah terbaik itu gampang, yakni apakah semua mau dirawat di rumah sakit itu?
“Menurut saya layanan sudah terbaik adalah kalau semua orang luar negeri datangnya ke kita,” pungkas Budi Sadikin, sembari mencontohkan orang Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.
Lanjut kata dia, layanan harus dijaga dengan baik dan layanan juga memiliki banyak aspek, di antaranya layanan medis, non medis, dan lainnya.
Sementara hal kedua yang dititipkan adalah semua rumah sakit vertikal harus bisa mengampuh rumah sakit lain yang ada di daerah.
Semisal rumah sakit pusat otak nasional, harus bisa mengampuh semua rumah sakit lain terkait layanan otak.
“Saya mau melihat rumah sakit yang hebat dan dokter yang hebat memberi pelayanan yang paling bagus, bermanfaat bagi manusia lain, bermanfaat bagi rumah sakit lain. Nah spirit pengampuhan itu harus ada di setiap direktur rumah sakit vertikal, keinginan dan kebesaran hati untuk berbagi,” tandasnya.
“Sehebat apapun rumah sakit dan dokternya kalau dia tidak mau berbagi ilmu di mata saya jelek. Jadi mengampuh itu harus jadi amanah,” tegasnya.
Sedang pesan yang terakhir, kata dia, rumah sakit harus bisa terus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya.
Hal ini menurutnya, harus dilakukan lewat penelitian dan pengembangan klinis maupun non klinis, tanpa mengesampingkan pelayanan sebagai tugas utama.
Dengan demikian, rumah sakit vertikal sebagai pengampuh bisa dihargai dan diterima rumah sakit lain yang akan diampuh.
“Pesan saya harus sabar dan berbesar hati karena menkesnya tidak sabaran. Saya mau kerjanya cepat,” tukasnya.
(jenlywenur)