Foto: Seorang ibu warga Desa Kuwil, Kecmatan Kalawat, Minut, yang sedang sakit, harus ditandu melewati Jembatan Bulu Kuwil untuk menyebrang di atas sungai DAS Tondano di perbatasan Desa Kawangkoan dan Desa Kuwil, Senin (25/8/2014). (ist)
Kawangkoan – Beberapa hari sejak Jembatan Kuwil putus akibat bencana banjir pada 15 Januari 2014, jembatan darurat yang terbuat dari ‘bulu’ menjadi jalan alternatif masyarakat untuk menyebrangi atas sungai DAS Tondano di perbatasan Desa Kawangkoan-Kuwil.
Jembatan tersebut sebagai akses penghubung ke Desa Kuwil dan Desa Kaleosan, Kecamatan Kalawat Minut, serta Desa Sampiri, Kecamatan Airmadidi.
Hampir sekitar satu meter lebar jembatan itu. Semakin hari, jembatan makin mudah bergoyang, beberapa warga yang melintas di jembatan itu mengaku was-was dan takut.
Hal yang membahayakan terjadi di jembatan itu. Informasi yang diterima BeritaManado.Com, seorang ibu warga Desa Kuwil yang sedang sakit, ia harus diangkat ditandu oleh beberapa orang untuk bisa melewati jembatan bulu, menyebrang, Senin (25/8/2014)
Walau sudah hati-hati, satu diantara mereka yang mengangkat tandu terkena ujung bulu (bambu) di bagian lengannya. Bajunya sobek dan lengannya alami luka.
“Kami harap, pemerintah segera membangun jembatan yang layak, menggantikan jembatan yang rusak akibat bencana. Kasihan orang-orang ja lewat jembatan bulu itu, so siksa. Itu jembatan le sudah ba goyang-goyang,” ujar Riny Lesar warga Kaleosan pada BeritaManado.Com
Sementara itu, terkait perbaikan Jembatan Kuwil sampai saat ini masih belum jelas. Sebelumnya, Kepala BNPB RI, Syamsul Maarif mengungkapkan tidak pernah mendapat laporan terkait Jembatan Kuwil yang rusak akibat bencana.
Padahal dalam kesempatan sosialisasi peningkatan kapasitas aparatur pemerintah menghadapi erupsi gunung api, Syamsul Maarif mengakui ada bantuan sebesar Rp 200 miliar untuk perbaikan infrastruktur pascabencana alam di Sulut.
Dengan tidak adanya laporan itu, maka Syamsul Maarif menegaskan tidak ada anggaran dari pihaknya untuk perbaikan Jembatan Kuwil.
Bupati Minut Sompie Singal pun menegaskan, pihaknya sudah usulkan bantuan ke Kementrian PU, anggaran sudah disetujui sekira Rp 15 miliar. Walau jadi prioritas, namun pengerjaannya dilakukan secara bertahap.
Pihak Pemkab Minut juga menyampaikan peminjaman Jembatan Bailey ke pihak TNI. Dandim 1310/Bitung, Letkol Inf Yarnedi Mulyadi mengakui adanya penyampaian peminjaman tersebut.
Namun menurut Dandim Mulyadi, stok Jembatan Bailey milik TNI sudah habis, karena semuanya sedang terpakai. “Kita punya Jembatannya tapi sedang dipakai. Milik Korem juga ada dua dipakai di Tomohon,” ungkap Dandim Mulyadi pada BeritaManado.Com. (robintanauma)