Manado, BeritaManado.com – Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Konsulat Jendral Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes Amerika) Kantor Surabaya melatih mahasiswa untuk membuat video.
Sebelumnya para peserta menerima pemaparan materi dari berbagai narasumber yang berasal dari beberapa kampus lintas provinsi.
Peserta sebagian besar adalah mahasiswa yang merupakan kategori pemilih pemula.
Terkait Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang, kaum muda tersebut diharapkan bisa menjadi pembawa damai lewat konten-konten video pencegahan hoax, ujaran kebencian dan konten positif lainnya.
Demikian diungkapkan Dr. Ni Made Ras Amanda dosen dari Univesitas Udayana Bali, satu dari empat pemateri Workhop yang terlaksana di Fispol Unsrat Manado, Selasa (11/02/2023).
“Anak muda zaman sekarang menurut catatan sejumlah penelitian, menggunakan media sosial, lebih dari delapan jam setiap harinya,” ungkapnya.
Menurut Amanda kaum muda harus diberdayakan secara positif antara lain menjadi ujung tombak dalam pencegahan penyebaran informasi yang belum valid.
Apalagi dari dunia digital yang memang dikuasai generasi muda.
“Mari gunakan media sosial kita untuk mencerahkan bukan memadamkan potensi atau keberadaan orang lain, apalagi jelang Pemilu 2024,” ungkap Dr Leviane Lotulung dari FISIP-Unsrat Manado, nara sumber lainnya.
Selain itu ada juga narasumber lainnya yaitu Dr. Lintang Ratri Rahmiaji dari Universitas Diponegoro dan Yudith Rondonuwu jurnalis senior asal Manado dan juga mewakili Kampus UTSU-Manado.
Ada juga DR Rini Darmastuti dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang ikut memberikan motivasi kepada peserta walaupun secara tidak langsung.
Semua materi disajikan secara cepat yaitu 15 menit per materi. Setelah itu, praktek membuat video dengan durasi paling lama dalam workshop ini. Video ini nantinya akan dilombakan bersama ratusan peserta lainnya di Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri 101 peserta yang berasal dari beberapa Universitas di Provinsi Sulawesi Utara antara lain dari Unsrat Manado sebagai tuan rumah, UTSU Manado, UKIT Tomohon dan kampus lokal lainnya.
Peserta sangat antusias dengan workshop ini. Syalomita Sumual peserta dari Fakultas Ekonomi Unsrat Manado mengaku sangat senang bisa mengikuti workshop ini.
“Saya boleh mendapatkan banyak ilmu yang bisa digunakan untuk kedepannya, contohnya tentang bagaimana ketika kita merespon tentang berita atau sumber sumber yang tidak benar dan dimana kita dapat melaporkannya,” ungkap mahasiswa yang berasal dari DPSP Likupang ini.
Senada diungkapkan Debora Ngadiman peserta dari FISIP Unsrat.
“Materi dan praktek membuat video menjadikan workshop ini mantap, lengkap dan tidak ada momentum untuk ngantuk. Banyak hal baru yang diperoleh dari workshop ini antara lain bagaimana peran mahasiswa sebagai pembawa damai saat momentum pemilu yang biasanya orang saling panas-memanasi di media sosial,” ujar gadis Manado ini.
Sementara itu, Dekan FISIP Unsrat Manado, Dr Novie Revlie Pioh kepada media ini mengaku sangat bersyukur kampusnya bisa menjadi tuan rumah kegiatan workshop ini.
“Mahasiswa harus paham bahwa pemilihan umum adalah pesta demokrasi yang harus dijaga bersama pelaksanaannya agar berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang baik sehingga bangsa dan negara ini akan maju dan sejahtera,” ungkap Pioh.
(***/Finda Muhtar)