
Manado, BeritaManado.com — Pdt Lucky Rumopa MTh menjadi salah satu calon pengurus Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Periode 2022-2027.
Lucky Rumopa MTh berkeinginan diplot sebagai Wakil Ketua Bidang Data, Informatika dan Litbang karena mempunyai misi besar bagi transformasi digital gereja.
Terobosan pasti yang bakal dilakukan Lucky Romopa adalah menghadirkan TV GMIM.
Menurut Rumopa, perangkat sosialisasi program GMIM tidaklah cukup lewat platform media sosial.
Dibutuhkan sarana lebih maju dan menjangkau masyarakat luas.
Dan pastinya, informasi yang diterima publik harus layak dan mendidik.
“Kehadiran TV milik gereja menurut saya prioritas. Redaksi bisa menyajikan layanan video edukasi rohani yang telah di filter. Lebih teratur dan mudah diterima semua kalangan,” kata Lucky.
Dikatakan, pengembangan sistim informasi menjadi mutlak di era kekinian.
Lucky Rumopa berpendapat, gereja harus mengikuti perkembangan zaman dengan pemenuhan semua aspek yang mendukung dalam pelayanan.
Sebab, katanya, digitalisasi menjadi sarana terbaik bagi gereja menjalankan tugas dan fungsinya.
Kata Lucky, mempersiapkan infrastruktur teknologi modern di tubuh gereja menjadi list prioritas dewasa ini.
“Tidak boleh ketinggalan. Kita berada di revolusi industry 4.0. Gereja adalah bagian di dalamnya,” tegas Lucky.
Selain itu, Lucky menegaskan bahwa gereja sebagai oganisasi besar membutuhkan data yang cepat diakses.
Jemaat berhak diberikan transparansi terhadap manajemen dan kerja-kerja dari gereja.
Lucky yakin bisa mewujudkan itu jika mendapat restu di Bidang Data Informatika dan Litbang.
Meskipun menyadari anggaran transformasi digital gereja cukup fantastis, Lucky yakin semua bisa terlaksana dengan mengandalkan Tuhan dan kapasitas yang ia miliki.
“Memang memerlukan dana besar, kita perlu mempersiapkan kader-kader dengan SDM mumpuni. Belum lagi perangkat elektronik terbaik. Tetapi yakin, Tuhan pasti bukan jalan,” kata Lucky optimis.
Menjabat Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulut dan dipercayakan sebagai Staf Khusus Gubernur, dipastikan membuat Lucky leluasa mewujudkan transformasi digitalisasi gereja tersebut.
Sebab, seorang yang duduk menangani persoalan Informasi Teknologi minimal memiliki jaringan dan akses dengan lembaga-lembaga terkait termasuk konektifitas bersama pemerintah dalam sinergi mewujudkan peluang dan tantangan masyarakat kedepan.
“Semua membutuhkan pendekatan akurat. Dan dengan perkenaan Tuhan itu akan saya lakukan demi masa depan gereja yang lebih baik,” ujarnya.
Kedepan, Lucky menginginkan pemimpin gereja tidak sekadar paham dengan teknologi, tetapi menjadi pembasmi dosa-dosa internet.
Transformasi digitalisasi gereja, lanjut Lucky, harus didesain menjadi pabrik berkat dengan produk positif dan berita menyejukan.
Dengan kerendahan hati, Lucky optimis tidak akan mengecewakan jika diberi kepercayaan bertugas sebagai salah satu pimpinan Sinode GMIM tersebut.
Lucky menginginkan gereja semakin dewasa, modern dan selalu bersama pemerintah turun di tengah-tengah masyarakat.
(Alfrits Semen)