MANADO — Tahun 2018 Pemerintah menargetkan 1 juta turis mancanegara dan domestik akan mengunjungi Provinsi Sulawesi Utara.
Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Sulut untuk peningkatan ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan rakyat khususnya pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
“Ini peluang yang harus direbut oleh UKM tetapi disisi lain menjadi tantangan karena hasil produksi UKM seperti keripik, halua kenari dan hasil produksi lainnya masih dikemas dengan cara dibakar pakai lilin sehingga kemasannya tidak rapi dan menarik. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi UKM,” kata Wakil Ketua Umum KADIN Sulut Bidang UKM, Ivanry Matu, Sabtu (4/5).
Menyikapi hal ini, Ivanry Matu meminta kepada pemerintah agar bisa memfasilitasi ‘Rumah Kemasan’ di Sulawesi Utara sebagai Industri Kemasan di wilayah indonesia Timur, karena selama ini kemasan masih dibuat di daerah Jawa.
Hal ini berpengaruh pada cost produksi dan waktu pengiriman, akibatnya biaya produksi tinggi dan berdampak pada harga jual produk.
Masih banyak produk UKM di Sulut yang belum terkemas secara rapi dan menarik, dari sekian ratus jumlah UKM di Sulut baru sedikit yang bisa buat kemasan di Jawa.
Sebagian besar masih menggunakan cara-cara tradisional, menjadikan produk UKM tidak berdaya saing.
“Sebagai informasi, di sulut belum ada rumah Kemasan, padahal di Dinas Perindag Sulut ada beberapa alat Kemasan yang cukup bagus didapat dari pemerintah Pusat. Tapi belum dimaksimalkan, dan kami mengusulkan untuk alat-alat tersebut diwadahi dalam satu unit pelaksana teknis dan dikelola secara professional siapa tau bisa mendapatkan pemasukan untuk negara, dan hentikan bantuan alat yang tidak tepat sasaran,” ujar Ivanry Matu.
“Setahu kami sudah ada Kajian pembuatan rumah Kemasan hasil kerjasama antara Bank Indoenesia KPW Sulut dan DISPERINDAG Sulut tapi mungkin sepertinya belum ditindaklanjut padahal kajian tersebut sudah ada sejak tahun 2014,” pungkas Ivanry Matu.
(jones/rds)