BeritaManado.com – Pi Network kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan investor kripto, khususnya para pemain besar.
Data on-chain terbaru yang menunjukkan aktivitas akumulasi masif oleh para paus kripto menjadi penyebabnya.
Dilansir dari Suara.com jaringan BeritaManado.com, dalam kurun waktu hanya dua hari, lebih dari 41 juta token PI, senilai sekitar USD27 juta, tercatat telah diakumulasi secara diam-diam.
Salah satu investor kakap bahkan diketahui melakukan pembelian sebesar 48 juta token, setara dengan USD1 juta, yang ditarik langsung dari bursa OKX—langkah yang mengejutkan banyak pengamat pasar.
Para analis menyebut bahwa arus keluar token secara besar-besaran dari bursa umumnya menandakan akumulasi untuk jangka panjang, bukan aksi jual cepat.
Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa para investor besar menunjukkan keyakinan tinggi terhadap potensi jangka panjang Pi Network.
“Akumulasi paus dalam jumlah besar seperti ini jarang terjadi secara kebetulan. Ini menunjukkan keyakinan bahwa harga Pi akan melonjak,” ujar seorang analis dari PiScan, seperti dikutip oleh Brave New Coin, Rabu (23/4/2025).
Saat ini, harga Pi Coin diperdagangkan di kisaran USD0,64, mencatat kenaikan tipis sebesar 0,39 persen dalam 24 jam terakhir.
Meskipun harga masih bergerak dalam pola menyamping, para teknikal analis mencatat terbentuknya pola double bottom, dengan resistensi kunci di USD0,645.
Jika Pi Coin mampu menembus level tersebut, harga diprediksi bisa melesat ke level teknikal berikutnya di USD0,7857, bahkan berpeluang mencapai angka psikologis USD1 dalam waktu dekat.
Tak hanya itu, model prediktif terbaru memperkirakan bahwa harga Pi Coin berpotensi menyentuh USD2,08 pada 21 Mei 2025.
Ini mencerminkan lonjakan lebih dari 200 persen dari level saat ini, sebuah sinyal bullish yang semakin memperkuat optimisme komunitas Pi.
Di sisi lain, tantangan fundamental tetap membayangi.
Sekitar 1,5 miliar token PI diperkirakan akan dilepas ke pasar dalam 12 bulan mendatang, setara dengan suplai baru senilai USD83 juta berdasarkan harga saat ini.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai tekanan jual yang dapat menghambat kenaikan harga.
Sentralisasi pasokan juga menjadi perhatian besar.
Dari total suplai, sekitar 35 persen masih berada di tangan tim inti, yang dapat menimbulkan risiko manipulasi pasar dan meredam minat institusi.
Para analis sepakat, jika Pi ingin menjaga momentum ini, maka adopsi di dunia nyata dan pengembangan ekosistem dApps di mainnet harus segera dilakukan.
Tanpa utilitas konkret, Pi bisa tetap dianggap sebagai proyek spekulatif.
Harapan investor meningkat setelah bursa HTX memberi sinyal pencatatan, dengan menampilkan logo Pi di unggahan media sosial mereka.
Sementara itu, pendiri Pi Network, Nicolas Kokkalis, dijadwalkan tampil di konferensi Consensus 2025 di Toronto bulan Mei ini.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 20.000 peserta dan institusi pengelola aset triliunan dolar, yang berpotensi membawa Pi ke panggung utama kripto global.
Namun, agar potensi ini benar-benar terealisasi, pengembang Pi masih harus menyelesaikan isu mendasar seperti izin Know Your Business (KYB) dan memastikan dukungan penuh terhadap aplikasi di jaringan utama.
Apa Itu Pi Network?
Pi Network adalah proyek kripto inovatif yang dikembangkan oleh sekelompok lulusan Stanford, dipimpin oleh Dr Nicolas Kokkalis.
Proyek ini diluncurkan pada 14 Maret 2019, dengan misi menghadirkan mata uang kripto yang dapat ditambang melalui smartphone sebuah konsep yang sangat berbeda dari Bitcoin atau Ethereum yang membutuhkan perangkat keras canggih dan konsumsi listrik besar.
Dengan pendekatan yang ramah pengguna dan hemat energi, Pi Network menarik perhatian jutaan pengguna global.
Hingga kini, komunitas Pi disebut “Pioneers” telah berkembang pesat dengan lebih dari 45 juta pengguna terdaftar.
Penambangan Pi dilakukan melalui aplikasi seluler, tanpa menguras baterai atau data.
Aplikasi hanya memverifikasi kehadiran pengguna setiap 24 jam.
Kontribusi keamanan jaringan dilakukan melalui sistem Social Trust Graph, di mana pengguna saling memverifikasi keaslian akun.
Pi menggunakan konsensus algoritma Stellar Consensus Protocol (SCP), yang memungkinkan validasi transaksi tanpa konsumsi daya besar seperti Proof of Work.
Ini membuatnya jauh lebih berkelanjutan secara lingkungan.
(jenlywenur)