Toleransi kehidupan beragama di Kota Bitung benar-benar tetap terjaga. Terbukti dari perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935 yang jatuh Selasa (12/3), Pemkot Bitung menghimbau seluruh masyarakat dan pejabat Kota Bitung untuk melakukan intropeksi diri.
“Hendaklah peringatan hari raya Nyepi ini menjadi perenungan dan intropeksi diri bagi kita semua, seperti saudara-saudara kita yang memeluk agama Hindu menyucikan diri untuk alam semesta beserta isinya,” kata Walikota Bitung, Hanny Sondakh.
Sondakh yang juga didampingi Wakil Walikota Bitung, Max Lomban dan Sekkot, Edison Humiang mengatakan, momentum hari raya Nyepi ini, harus dibangun dan pdiahami, agar perayaan tidak berhenti dalam hal ritual belaka.
“Nyepi kita jadikan sebagai sumber intropeksi pada diri kita masing-masing, untuk merealisasikannya dalam bentuk nyata,” katanya.
Ia juga berharap, kedepannya, warga Kota Bitung bisa menjadi lebih baik, mampu hidup rukun dengan umat agama lain. Membangun solidaritas dalam arti yang sebenarnya, menjaga kebersamaan dan persaudaraan tanpa batas.
“Serta memelihara ketentraman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.(*)