Manado, BeritaManado.com – Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi dari Intelektual Muda Nahdlatul Ulama mengingatkan agar sesama anak bangsa jangan dengan mudah menyebut kelompok lain sesat atau kafir.
“Kita jangan mudah menyesatkan, atau mengkafirkan orang lain,” ujar Gus Mis, sapaan akrab Misrawi saat memberikan materi dalam Seminar Keberagaman yang digelar di kampus Unsrat Manado, Jumat (8/12/2017).
Gus Mis mengungkapkan hal ini terkait dengan stigma sesat atau kafir yang sering disematkan kepada Jemaat Ahmadiyah.
Menurut dia, bahkan dalam pandangan beberapa kyai, jika dalam diri seseorang ada 99 hal disebut dinilai kafir, sementara satu hal lainnya tidak maka dia tetap bagian dari sesama.
“Pemahaman akan Ahmadiah ini penting. Mereka ikut membangun dunia global, meski di Indonesia menjadi kelompok yang mendapat perlakukan diskriminatif,” papar Gus Mis.
Dia mencontohkan bagaimana Jemaat Ahmadiyah mampu membangun mesjid terbesar di Manchester Inggris, Jepang dan Kanada.
Di Indonesia misalnya, Jemaat Ahmadiyah hidup dari swadaya, dan berlomba-loma untuk memberi.
“Seluruh kegiatan mereka tidak pernah dibantu oleh negara. Hidup dari swadaya mereka. Ini yang perlu kita pahami, sehingga tidak dengan mudah menyebut sesat atau kafir,” papar Gus Mis.
Gus Mis tampil sebagai pembicara didampingi dua panelis lainnya yakni Nia Sjarifudin dari UKP PIP dan Denni Pintontoan (akademisi UKIT).
Seminar sesi kedua itu dipandu Taufiq Bilfaqih dari Lesbumi Sulut.
(***/Finda Muhtar)