Manado – Novi Wurangian (43), ibu bayi kembar berusia 7 Bulan (Ralfa dan Raldo) yang tewas mengambang di ember cucian kepada penyidik mengaku telah membunuh anak kembarnya pekan lalu karena ada desakan dari keluarganya. Desakan tersebut telah membuat pelaku stres.
Kepada beritamanado.com, Psikolog dari Universitas Kristen Indonesia di Tomohon (UKIT) Yayasan AZR Wenas Jansen Mawikere mengatakan, ada beberapa hal klasik terhadap kasus pembunuhan ibu terhadap bayinya.
“Misalkan ketidak mampuan sang ibu membiayai kehidupan anak, secara klinis patologis sebagai pelampiasan konflik sang ibu terhadap suami, Menunjang kondisi pelampiasan konflik, sang ibu sangat mungkin telah mengalami mental disorder, dg satu fase ‘halusinasi’ sama dengan dimana sang ibu dengan kondisi psikologis terganggu seakan-akan menerima arahan untuk mengakhiri kehidupan si anak, karena menganggap bahwa si anak adalah sumber malapetaka,” ujar Mawikere.
Dia menambahkan, hal ini telah terjadi disosiasi dimana sang ibu menganggap keberadaan si anak sama dengan identifikasi kejengkelan ibu terhadap suaminya.
Tetapi menurut Mawikere, hal ini masih harus dibutuhkan penelusuran lebih mendalam atas kronologis kematian si anak kembar tersebut. (Jrp)