Manado – Sosok Alex dan Frans Mendur mungkin selama ini luput dari perhatian sebagian besar rakyat Indonesia, termasuk Sulut. Buku sejarah nasional memang tidak memasukkan nama Mendur bersaudara dalam daftar pahlawan Proklamasi. Bahkan namanya pun tidak pernah disebut-sebut oleh para pengajar di bangku pendidikan meski karya foto Mendur mengisi ilustrasi foto dalam buku sejarah nasional.
Berdasarkan history, perjuangan Alex dan Frans Mendur menyelamatkan negatif foto proklamasi tidak mudah. Mereka harus berhadapan dengan tentara Jepang yang terkenal beringas.
Negatif milik Alex berhasil dirampas lalu dihancurkan oleh tentara Jepang. Tapi syukurlah, Frans berhasil menyelamatkan negatif fotonya dengan cara menguburnya di halaman kantor Asia Raja.
Frans rupanya sadar betapa pentingnya dokumentasi itu. Kesadarannya itu membuahkan hasil yaitu pada 20 Februari 1946 Harian Merdeka menerbitkan foto karya putra Kawangkoan tersebut.
Mendur bersaudara menjadi sangat inspiratif bukan hanya karena karya-karya monumentalnya saja, namun juga dedikasi dan integritasnya sebagai fotografer pada masa itu yang patut dihargai. Frans dan Alex berjuang dengan kamera mereka.
Mereka tak hanya memotret untuk kepentingan diri sendiri atau golongan. Kakak beradik Mendur menjadikan karya foto untuk kepentingan bangsa.
Mereka memotret setiap momen bersejarah di negeri ini dengan kejujuran, keberanian, ketulusan, dan yang lebih penting adalah tanpa pamrih. Frans pernah menitipkan hasil kerjanya kepada pilot-pilot Filipina sehingga foto-foto bersejarah karyanya tersebar di berbagai media.
Lalu apa yang didapatkan Mendur bersaudara atas jasa-jasanya? Tidak ada. Mereka belum mendapat apapun dari hasil kerjanya itu.
Menurut penjelasan Berty Mendur, pihak yang dipercayakan keluarga besar Mendur untuk mengurus semua karya, beberapa karya-karya monumental tersebut saat ini sudah tidak terawat bahkan terkesan dibiarkan terbengkalai.
“Atas dasar ini, pak Sarundajang berkomitmen bahwa sekaranglah saatnya bagi kita untuk lebih menghargai karya Mendur bersaudara, dokumentasi bersejarah yang tak mungkin bisa diulang,’’ tegas Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Provinsi Sulut Dr Dr Noudy Tendean.
Ia menambahkan bahwa jika Frans Mendur dulu tidak berani melawan tentara Jepang, tidak akan ada foto-foto proklamasi Republik Indonesia. Frans Mendur adalah satu-satunya fotografer yang berhasil mengabadikan momen paling penting bagi Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 itu. (Jrp)