Pingkan dan Petra Mandagi
Mandolang – Semua orang pasti setuju jika kesuksesan seseroang dibidangnya tidak dicapai dengan cara yang instan, namun memiliki penggalan-penggalan peristiwa yang mengawalinya. Demikian juga dengan dua kakak beradik Pingkan Mandagi dan Petra Mandagi, dimana kesuksesan mereka menjadi atlit terjun payung andalan Sulut justeru diawali dengan perjuangan seorang ibu berjualan siomay.
Satu hal yang pasti, sebelum menjadi atlit, Pingkan dan Petra pernah mengecap pendidikan sejak Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Pada masa-masa itulah hasil berjualan siomay sang ibu Sritjiptowati Mandagi (Uci) turut jadi andalan disamping pemberian sang ayah almarhum Theo Mandagi yang juga merupakan atlit terjun payung Sulut dan Indonesia.
Kepada BeritaManado.com, Senin (26/10/2015), Pingkan turut mengakui hal tersebut sebagai bagian dari cerita suksesnya sebagai seorang atlit terjun payung profesional disamping sederet program latihan yang diikuti.
“Mama adalah penerjun bebas pertama di Indonesia. Setelah pensiun sebagai atlit, mama beralih profesi dengan berjualan siomay. Dari hasil itulah saya dan Petra bisa memenuhi semua kebutuhan pribadi, termasuk untuk hal-hal yang berhubungan dengan sekolah. Bahkan untuk keperluan latihan dan mengikuti pertandingan hingga saat ini, kami masih mendapatkan topangan dana dari hasil jualan siomay,” ungkap Pingkan.
Ditambahkannya, untuk saat ini pengelolaan usaha kuliner khas jawa itu diserahkan kepada sang adik Petra Mandagi. Anehnya, meski tidak memiliki papan nama, setiap hari apalagi akhir pekan, Siomay Kalasey selalu ramai didatangi pengunjung dari Manado dan sekitarnya. (frangkiwullur)