Airmadidi – Sistem Pemberdayaan Masyarakat yang dikoordinatori Fredrik Runtuwene di Kelurahan Airmadidi Atas, Kecamatan Airmadidi, patut menjadi contoh bagi kelompok tani yang ada di Kabupaten Minahasa Utara bahkan Provinsi Sulawesi Utara.
Pasalnya kelompok swadaya mandiri Airmadidi Atas tersebut tergolong unik, tidak bergantung pada bantuan pemerintah sekecil apapun. Mulai dari bibit, pupuk, maupun fasilitas pertanian lain dengan memberdayakan serta memanfaatkan lahan-lahan tidur, serta materi yang diperoleh dari modal sendiri.
Hal tersebut diutarakan Junius Mandagi, satu diantara tokoh pendiri Kabupaten Minut. “Selama ini mereka tidak pernah mengharapkan bantuan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, meskipun pernah ditawarkan,” ujar Mandagi.
Sesuai fakta dilapangan, struktur swadaya masyarakat Airmadidi Atas itu telah melakukan panen perdana Jahe (Goraka) sekira 7 hektar, dengan kualitas tanaman 1 Tahun 4 Bulan.
Disamping itu kelompok ini juga telah memanen Kacang, kurang lebih 1,2 ton setiap bulan, selama 3 bulan berturut – turut. “Ada juga Cabe bahkan Kayu Jabon yang ditanam dilahan seluas 15 hektar,” sebut Mandagi seraya menambahkan ada 14 anggota pekerja yang saat ini bersama kelompok itu.
Sesuai pantauan, di lahan milik Uche Runtuwene tepat dibawah Kaki Dian (Bukit Toka), berjejer ribuan pohon jenis kayu Jabon, Sengon bahkan Kayu Jati.
Dari pengakuan Jamli Laminu warga Kelurahan Airmadidi Bawah, sejak ikut Fredrik Uche Runtuwene, dirinya merasa sangat terbantukan. “Sejak bergabung dengan Pak Uche, saya tidak berkekurangan lagi,” tutur imigran dari Buton Sulawesi Selatan itu.
Hal senada dibenarkan pula oleh Harun Gobel saah satu anggota di kelompok itu. “Uche banyak sekali membantu kami dalam banyak hal, contohnya dalam hal kebutuhan hidup sehari – hari,” ungkap pendatang asal Gorontalo itu.
Sementara Fredrik Uche Runtuwene saat diwawancarai wartawan kenapa dirinya tidak membentuk struktur dan membuat badan hukum terhadap kelompoknya, dengan halus menolak.
“Pertama, kami tidak ingin dimanjakan dengan bantuan Pemerintah. Yang kedua, biarlah hal ini berjalan seperti ini dulu, agar tidak terlalu banyak birokrasi. Yang penting kita berbuat saja untuk masyarakat, ” kata Uche.
Dilain pihak Kadis Pertanian Minut Ir Wangke Karundeng, memberikan aplaus kepada kelompok tani yang bisa mandiri. “Ini menunjukkan kemandirian dari anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekitar,” katanya.
Menurut Wangke, pihaknya selama ini telah mendata kelompok itu, bahkan sudah pernah mengajak mereka mengajukan permohonan bantuan.” Sudah pernah kami ajak, tapi mereka memang tidak sudi, tapi itu adalah salah satu karakter kelompok yang benar-benar bekerja. Kapanpun memereka butuh bibit, pupuk atau sarana lainnya, kami selalu akan membantu,” tandasnya. (robin)