Tondano – Layaknya sebuah pesta olahraga nasional dan internasional, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Minahasa thaun 2018 mendatang juga memiliki ikon yang dijadikan logo sebagai bagian dari terobosan kreatif Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minahasa.
Berdasarkan pertimbangan kearifan lokal masyarakat Tondano khususnya yang bermukim di sekitaran Danau Tondano, maka ditetapkanlah ikan Payangka sebagai ikon Pilkada Minahasa 2018. Hal itu sebagaimana dikatakan ketua KPU Minahasa Meidy Tinangon.
Kepada wartawan, Tianngon menjelaskan bahwa ikan Payangka kini telah memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Ikan dengan nama ilmiah Ophieleotris Aporos yang dulunya hanya biasa dihidangkan di meja makan keluarga, kinis sudah bisa tersaji di restoran.
Payangka itu sendiri sebenarnya menurut informasi yang ada, bukan asli dari Danau Tondano, melainkan diintroduksi pada tahun 1902 dari Danau Limboto Gorontalo. Ikan tersebut ternyata dapat melakukan proses adaptasi dan dapat berkembang biak dengan baik.
Yang menarik dari ikan Payangka, yaitu kemampuannya untuk bertahan di tengah-tengah populasi jenis ikan lain. Bahkan mengenai ikan tersebut sanggup menggusur populasi jenis ikan lain yang hampir mengalami kepunahan.
“Yang membuat Payangka dapat bertahan sampai dengan saat ini yaitu karena terdapat begitu banyak variasi makanan yang tidak semua jenis ikaln lain dapat memakannya. Dalam hal reproduksi, payangka tergolong unggul, karena bisa memijah sepanjang tahun,” katanya.
Puncak memijah Payanka terjadi pada bulan Juni, September dan Desember, dengan hasil produksi telur dapat mencapai 30.000 – 60.000 butir setiap ekornya. Setiap ekor ikan betina dewasa dalam setahun bisa dua kali bertelur.
Saat masih kecil (baru menetas), Payangka dikenal oleh masyarakat lokal sebagai nike. Pada tahap ini dikenal dengan fase Juvenil, yaitu anak ikan yang memiliki bentuk tubuh seperti induknya. Hanya saja ukuran tubuh lebih kecil dan organ reproduksi masih berkembang.
Nike atau Payangka kecil memiliki sifat hidup bergerombol atau kolektiv. Potensi ancaman adalah degradasi lingkungan Danau Tondano dan introduksi sepsis asing serta sepsis eksotik yang memiliki relung (niche) misalnya kesamaan makanan dan kebutuhan biologis.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Payangka merupakan petunjuk karakter lokal dengan manfaat besar bagi masyarakat. Oleh karena itu harus ada upaya pelestarian sebagaimana demokrasi electoral yang jadi kearifal lokal di Minahasa.
Eksistensi payangka itu sendiri memberikan inspirasi bahwa nilai-nilai luhur demorkasi di Minahasa. Sekalipun menjadi bagian dari demorkasi di Indonesia dengan latar belakang system pemerintahan berbeda, namun kenyataannya tetap eksis
Lokalitas demorkasi Minahasa mampu menggambarkan karakter nasional. Oleh sebab itu, dalam logo juga dipadukan dengan unsur bendera nasinal merah putih. Kemampuan bertelur dan cirri khas hidup bergerombol identik dengan harapan akan partisipasi masyarakat.
“Kami berharap partisipasi masyarakat juga akan seperti gerombolan ikan Nike yang secara berkelompok dalam jumlah besar datang ke Tempat Pemungutan Suara untuk menyalurkan hak pilih masing-masing dengan bebas,” ungkap Tinangon.
Payangka yang memegang paku dan surat suara dengan kalimat ajakan “Mari jo bapilih” berarti merujuk pada sifat kolegial KPU sebagai penyelenggara pesta demorkasi. Puncak pemilihn Payangka bulan Juni. Hal itu sejalan dengan hari pelaksanaan Pilkada yaitu Juni 2018.
Berikut ini penjelasan lengkap arti dan makana Logo Pilkada Minahasa 2018:
LINGKARAN UTUH BERTULISKAN: “Pilkada Yang Kredibel dan Aman”. Kata Payangka itu sendiri juga diartikan sebagai PilkadA YANG Kredibel dan Aman. Hal itu mengandung makna bahwa KPU Minahasa akan mewujudkan Pilkada yang kredibel atau dapat dipercaya dan aman.
Hal itu dapat terwujud dengan transparansi, kejujuran dan keadilan berdasarkan koridor regulasi, dengan mengedepankan komunikasi serta koordinasi antar pihak. Pilkada yang kredibel dan aman juga sangat ditentukan dengan integritas penyelenggara dan pemilih.
“Peluncuran Logo Pilkada Minahasa 2018 ini, dilaksanakan dalam Rapat Kerja Penyusunan Pedoman Teknis Tahap II di Swiss Bellhotel Maleosan Manado, Jumat (11/8/2017) kemarin. Kegiatan diuka Komisioner KPU Sulut Ardiles Mewoh,” kata Tinangon.
Hadir dalam kegiatan tersebut, seluruh Komisioner KPU Minahasa serta disaksikan para peserta Rapat Kerja yang terdiri dari unsur Partai Politik, LSM, Kepolisian, TNI dan insane pers. (frangkiwullur)