Filipina – Deputi Komandan Satuan Tugas Zambasulta (Zamboanga-Basilan-Sulu-Tawi-tawi) Mayjen Demy Tejares mengutip laporan kelompok intelijen militer Filipina di Mindanao Barat menyebut, pria bersenjata yang menyandera 10 WNI itu diketahui Nickson dan Brown Muktadil bersaudara. Keduanya berada dalam kelompok Alhabsy Misaya dibawah Abu Sayyaf.
Para ABK dari Tugboat Brahman 12 itu sedang berlayar dekat Pulau Tambulian, saat pria bersenjata memaksa agar nakhoda melabuhkan kapalnya. Namun masih ada perdebatan di kalangan militer mengenai waktu pembajakan itu. Tejares mengatakan pembajakan terjadi Senin (28/3) malam, sementara sumber militer Inquirer lainnya mengatakan pembajakan itu terjadi Sabtu (26/3) sore.
Sementara Mayor Filemon Tan Jr juru bicara Western Mindanao Command dari bagian angkatan bersenjata Filipina yang bertugas memerangi terorisme mengatakan, pihaknya tak bisa memberikan laporan detail mengenai penyanderaan itu, termasuk saat dikonfirmasi mengapa Kepala Militer Filipina Jenderal Hernando Iriberri pergi ke Sulu pada Selasa pagi ini.
Tan mengatakan bahwa Iriberri ke Sulu untuk “farewell visit” alias kunjungan perpisahan karena Irriberi hendak pensiun pada 22 April 2016. Namun, sumber militer Inquirer mengatakan bahwa Irriberi ke Sulu untuk “mendapatkan informasi tangan pertama tentang penculikan itu”.
Sedangkan Wakil Gubernur Sulu Abdusakur Tan meminta penjelasan mengapa orang asing dengan mudahnya diculik di perairan Sulu, ketika tentara seharusnya patroli di perairan itu. “Militer dan polisi harus menjelaskan dulu, mengapa ada orang-orang Indonesia perairan Sulu. Mengapa mereka di tugboat? Bagaimana bisa, pembajak-pembajak ini mendeteksi tugboat dan orang-orang Indonesia kala otoritas kami seharusnya dilengkapi dengan perlengkapan pemantau?” gugat Abdusakur.
Diduga, satu ABK yang menggunakan kalimat Taiwan, memanggil pemilik kapal dan memberikan informasi bahwa mereka dibawa oleh pria bersenjata. Korban penculikan sekarang diduga di Sulu atau Basilan. Juga meminta tebusan pada pemilik kapal sebesar 50 juta Peso.
Dengan 10 ABK WNI diculik oleh kelompok Abu Sayyaf, maka ada sekitar 2 lusin sandera dari berbagai negara yang ada di tangan kelompok Abu Sayyaf di Sulu untuk ditukar dengan uang tebusan. Mereka adalah Ewold Horn (Belanda), dua saudara sepupu Hajan Perong dan Joshua Bani (pedagang ikan di Tawi-tawi Filipina), Toshio Ito (pemburu harta karun asal Jepang), Yahong Tan Lim (WN China), Dennis Cabadunga (pebisnis Filipina), John Ridsdel dan Robert Hall (WN Kanada), Kjartan Sekkingstand (WN Norwegia), Marites Flor (Filipina), Rolando del Torchio ( WN Italia), Antonio Tan dan cucunya Ray (pebisnis keturunan China-Filipina) dan Ronnie Bancale (pedagang ikan Filipina). (rds)