Manado – Ketika menggelar reses di Kelurahan Teling Atas, Lingkungan V, Selasa (23/8/2016) malam, anggota DPRD Sulut, James Karinda banyak memberikan motivasi kepada kalangan pemuda. Anggota DPRD 3 periode ini mengingatkan pemuda sebagai tulang punggung pembangunan bangsa harus inovatif, tidak selalu mengharapkan bantuan instan. “Pemuda harus mampu membuat terobosan menghasilkan uang. Jangan sampai pemuda identik dengan proposal dan jual roti ketika mencari dana. Kalau sekedar cella (roti) itu bukan pemuda,” jelas Karinda.
Didampingi Lurah Teling Atas Michael Handoyo, Lurah Mahakeret Barat Edwin Matheos dan Lurah Bumi Beringin, James Karinda menyampaikan kabar gembira bahwa dalam waktu dekat bantuan beasiswa bagi mahasiswa akan terealisasi. “Bantuan beasiswa sudah tertata sejak Januari 2016 tapi sampai sekarang belum, mungkin dalam waktu dekat terealisasi. Kalau dapat bantuan jangan beli handphone. Bantuan beasiswa harus dimanfaatkan dengan baik,” terang Karinda pada reses yang dihadiri ratusan warga tersebut.
Menarik, pada reses kali ini James Karinda juga menerima aspirasi dari Sheren Mumek, seorang anak kecil yang baru duduk di kursi kelas 3 SD dengan berani menyampaikan aspirasi pembangunan Sanggar Bermain bagi anak-anak. “Saya ingin bertanya apakah disini bisa dibangun sanggar bermain?” Tanya Sheren Mumek sambil berdiri di depan disambut aplaus panjang masyarakat yang hadir.
Sambil menjawab pertanyaan, James Karinda memberikan apresiasi atas keberanian Sheren Mumek menyampaikan aspirasi mewakili anak-anak yang menurut Karinda membuktikan bahwa anak-anak berhak memperjuangkan kepentingan mereka. “Saya salut jika ada anak-anak yang sudah berpikir tentang orang lain. Keberanian seperti inilah yang dibutuhkan oleh negara karena generasi muda termasuk anak-anak adalah tulang punggung bangsa,” tutur Karinda.
Sementara Mieke Kaawoan, salah-satu warga yang hadir mempertanyakan soal penyaluran beras untuk masyarakat miskin (raskin). “Soal raskin kami usulkan penyaluran langsung saja melalui kantor kelurahan untuk menghindari penyaluran salah sasaran,” jelas Mieke Kaawoan.
Terkait keluhan masyarakat tersebut, James Karinda memaklumi permasalahan pembagian raskin adalah masalah klasik yang terjadi di seluruh Indonesia. “Masalah pembagian bukan hanya disini tapi itu terjadi dimana-mana. Penyebanya, kuota dan jumlah masyarakat yang berhak menerima tidak berimbang. Misalnya Teling Atas hanya 247 paket, siapapun kepala lingkungan akan selalu dipermasalahkan,” terang Karinda.
Namun demikian Karinda mengingatkan Kepala Lingkungan harus bijaksana dan siap menerima kritikan dari masyarakat. “Pala harus siap menerima kritikan, tidak siap jangan menjadi pala. Ada contoh di Perkamil hanya 32 paket raskin tapi di lingkungannya ada 200 KK. Yang kepala lingkungan lakukan yakni musyawarah, misalnya satu paket dibagi dua, kemudian memilih penerima yang paling layak,” urai Karinda.
Sementara itu anggota DPRD Sulut, Lucia Taroreh terus memantapkan komitmen melayani masyarakat. Bukti pelayanan legislator PDI-Perjuangan dengan turun langsung menyerap aspirasi konstituen dapil Tomohon-Minahasa melalui Kegiatan Reses II tahun 2016 yang digelar 18 hingga 25 Agustus 2016.
Reses kali ini srikandi cantik isteri tercinta dari Denny Cpd Tindas ini menerima aspirasi masyarakat dengan turun langsung ke Kelurahan Woloan Dua Kecamatan Tomohon Barat, Desa Lemoh Raya Kecamatan Tombariri dan Desa Koha Selatan Kecamatan Mandolang.
“Aspirasi yang masuk masih seputar infrastruktur pertanian dan perkebunan, pendidikan, kesehatan dan aspirasi lainnya. Tentu yang menjadi wewenang pemerintah provinsi akan kami laporkan tertulis melalui paripurna reses nanti, sementara aspirasi untuk pemerintah kabupaten dan kota nanti kami teruskan,” jelas Lucia Taroreh.
Dia berharap aspirasi yang terjaring di reses dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah. “Tugas kami hanya menyerap aspirasi tapi eksekutornya pada eksekutif. Mudah-mudahan aspirasi masyarakat terealisasi melalui APBD perubahan nanti,” tukas Taroreh.
Masa reses II tahun 2016 juga dimanfaatkan anggota DPRD Sulut, Eddyson Masengi mengunjungi konstituen sekaligus turun langsung lapangan di dapil Minsel dan Mitra.
Akses jalan penghubung antara Desa Wawontulap dan Desa Popareng di Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan yang rusak parah, salah-satu yang mendapat perhatian serius Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sulut ini. “Jalan penghubung panjang sekitar 10 km, namun 3 km nya itu rusak parah. Karena status jalan provinsi maka Pemprov Sulut melalui Dinas PU harus memperhatikannya,” ujar Eddyson Masengi.
Tidak hanya itu, ketika Masengi melakukan check on the spot di ruas jalan provinsi Tanawangko-Kumu-Raprap-Popontolen. Kondisi jembatan di Desa Raprap sangat memprihatinkan. “Warga mengeluhkan kepada saya kondisi jembatan Raprap dengan panjang 50 meter, konstruksinya baja tapi sayang alasnya hanya dari papan kayu kelapa,” jelas anggota DPRD 3 periode ini. (jerrypalohoon)