Manado – Pergerakan cepat dalam melaksanakan mega proyek jalan Tol Manado-Bitung di Provinsi Sulawesi Utara, langsung digenjot pihak Pemprov Sulut, Pemkab Minut dan Pemkot Bitung di awal kerja tahun 2014.
Bupati Minahasa Utara usai memimpin apel perdana bagi PNS di jajaran Pemkab Minut, Senin (6/1/2014) pagi, langsung menuju ke Kantor Gubernur Sulut, menghadiri rapat pembahasan jalan tol, khususnya masalah pembebasan lahan.
Rapat tersebut di pimpin oleh Gubernur Sulut Dr SH Sarundajang. Peserta rapat Wagub Sulut, Kepala BPN Sulut, Bupati Minut, Wakil Wali Kota Bitung, juga para panitia pembebasan lahan ruas jalan tol serta pihak terkait lainnya.
Untuk pembebasan lahannya selain di tanggung Kabupaten Minut, Kota Manado dan Kota Bitung, yakni masing-masing Rp 10 Milyar, Pemprov Sulut juga membantu untuk pembebasannya di tahun 2013 Rp 100 Milyar dana dari Pemprov Sulut dan masih ada Rp 37,7 Milyar belum terserap. Sisa tersebut akan disalurkan pada tahun 2014 ini.
Ground Breaking akan di laksanakan diawal tahun 2014 ini. Gubernur Sulut, Dr SH Sarundajang menekankan agar supaya untuk pembebasan lahan ini dirampungkan serta harus sesuai dengan peratuan yang berlaku.
Sebelumnya juga, Gubernur Sarundajang di hadapan Menteri Koordinator Perekonomian RI, Hatta Radjasa menegaskan, masalah pembebasan lahan menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Bupati Minut Drs Sompie SF Singal MBA, karena lahan tol paling banyak di wilayah Minut.
“Catat ini, bulan Januari jalan Tol Manado-Bitung dan Kawasan Ekonomi Khusus Bitung akan diresmikan mulainya pembangunan dua proyek raksasa di Sulut,” ungkap Sarundajang.
“Inilah kehadiran Pak Menko yang mencintai daerah ini,” tambah Sarundajang yang disambut tepuk tangan para hadirin dalam peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia Tingkat Provinsi Sulawesi Utara (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2013 di Pendopo Minahasa Utara, Minggu (22/12/2013) beberapa pekan lalu.
Sementara itu, Assisten 1 Pemkab Minut, Ronny Siwi pada beritamanado.com mengakui progress dari pembebasan lahan tol, di simpang susun sukur sampai rap-rap unklab airmadidi bawah akan berhasil dibebaskan pada pertengahan bulan Januari ini. “Jumat ini, pengajuan pembayaran di Pemprov,” ujar Siwi pada beritamanado.com, Selasa (7/1/2014) siang.
Ditambahkan Siwi, untuk harga pembebasan lahan miliki nilai yang bervariasi. Siwi mengakui masih ada kendala dalam pembebasan lahan, namun bukan kendala atau masalah besar lagi.
“Masalah besar so nda ada. Yang ada, ketika mau di bayar, pemilik di luar daerah. Itu torang titip di pengadilan, karena ada beberapa pemilik torang pangge-pangge dorang nda datang,” ungkap Siwi.
Terkait dana untuk pembebasan lahan sisa, Siwi mengakui tak mengetahuinya secara persis. Sedangkan untuk pembebasan lahan, menurut Siwi, melibatkan pihak-pihak terkait. “Ada ormas, dan mungkin juga wartawan,” tandas Siwi. (robintanauma)