Wakil Gubernur, Djouhari Kansil, saat memberikan arahan usai kegiatan pelantikan dan pengambilan sumpah sejumlah pejabat eselon III dan IV di jajaran Pemprov Sulut. Rabu (21/1/2015)
Manado – Kerja cepat, cerdas dan tuntas, didalamnya tidak menunda-nunda pekerjaan. Menguasai tupoksi sesuai jabatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pegawai negeri sipil bisa berhasil.
Selain itu, pentingnya koordinasi, tidak ego. Sebab berdiri sendiri, maka tak akan berhasil. Penting koordinasi satu dengan lainnya.
Hal itu disampaikan Wagub Djouhari Kansil usai melakukan pelantikan dan pengambilan sumpah para pejabat eselon III dan IV di jajaran Pemprov Sulut, Rabu (21/1/2015).
Penting koordinasi, adalah saling melengkapi. Wagub Kansil pun mengambil contoh dari satu cerita. Beginilah cerita Ungke dan mamanya, yang diceritakan Wagub Kansil;
Ada satu anak, yang di puji-puji ibunya, diberi ‘smokol’ (makan pagi) sedap, untuk anaknya makan, sebelum pergi belajar di sekolah. Dia setelah pulang, ditanya ibunya (mama).
Mama: ungke…ada blajar apa tadi?
Ungke: banya ma.. Kita dapa tau samua.
Mama: kalau begitu Ungke, torang makan rame-rame
Sementara makan rame-rame ibunya (mama) kembali bertanya pada Ungke anaknya.
Mama: presiden yang pertama siapa?
Ungke: SBY
Ibunya dalam hati, ini anak so biongo (bodoh) no..
Mama: presiden ke dua
Ungke: gampang mama
Mama: sapa dang?
Ungke: gus dur
Dalam hati ibunya, lebih biongo lagi ini Ungke. Namun ibunya tidak marah-marah, kemudian bertanya kembali.
Mama: kalo bagitu presiden yang ketiga sapa?
Ungke: muhamad hatta.
Ibu itu pun akhirnya marah!
Mama: biongo ngana, percuma ada beking makang, kase makang sadap-sadap.
Namun, Ungke tak mau kalah, Ungke yang melihat tempat nasi di meja, kemudian menanyakan nama benda itu pada ibunya.
Ungke: kalo mama pintar, ajar-ajar pa kita, ini apa dang?
Tanya Ungke sambil memegang tempat nasi itu.
Mama: kira sama deng ngana pe biongo. Itu tampa nasi.
“Pukkk…” begitulah bunyi bantingan tempat nasi yang dilakukan Ungke. Ungke pun berkata pada ibunya.
Ungke: mama le kote biongo
Mama: o… kiapa ngana bilang biongo dank?
Ungke: kalo dia tampa nasi, kiapa mama isi ubi dang?
Sontak saja, cerita singkat Ungke dan ibunya itu, disambut tawa oleh mereka yang hadir di kegiatan pelantikan dan pengambilan sumpah di jajaran Pemprov Sulut.
Arti dari cerita itu, menurut Wagub Kansil, keduanya (Ungke dan ibunya) saling unjuk kepandaian, namun akhirnya tidak ada yang jadi.
“Itulah pentingnya koordinasi, sebab itu saling melengkapi. Jadi, bertanyalah.. Malu bertanya jalan trus, artinya sesat di jalan, karena kurang koordinasi nyanda bakudapa,” jelas Wagub Kansil. (robintanauma)