Manado – Kesenjangan sosial masyarakat merupakan salah-satu permasalahan utama Kota Manado saat ini.
Melaksanakan reses di Kelurahan Titiwungen Selatan, Lingkungan 5, Kecamatan Sario, Kamis (4/5/2017), anggota DPRD Sulut, Amir Liputo, berkomitmen memperjuangkan peningkatan kesejahtaraan masyarakat melalui lembaga DPRD sebagai saluran aspirasi masyarakat. “Melalui DPRD saya getol memperjuangkan peraturan daerah tentang fakir miskin, merupakan amanat Undang-Undang Dasar (UUD). Perlu penegasan melalui regulasi karena kesenjangan sosial demakin meluas, orang kaya makin kaya, orang miskin makin miskin,” jelas Amir Liputo.
Selain Perda Fakir Miskin, legislator PKS yang sudah mengabdi hampir 13 tahun di lembaga legislatif ini, juga terlibat langsung dalam pembahasan Ranperda Penertiban dan Pemeliharaan Pohon. “Masyarakat mengeluhkan sering pemadaman listrik, jika Perda ini sudah diketuk tidak ada alasan lagi PLN memadamkan listrik dengan alasan pohon. Perda Pohon juga akan berdampak pada keindahan kota, menanam pohon tidak sembarang tempat dan bukan sembarangan pohon,” terang Amir Liputo.
Operasional ojek online (gojek) dan taxi online (gocars) terangkat pada reses tersebut. Menurut Ryan, warga setempat, pemerintah harus bijaksana menyikapi operasional gojek dan gocars yang dianggap mematikan angkutan konvensional. Meski demikian gojek dan gocars harus memiliki legitimasi hukum. “Sudah diterbitkan Permen 27 tahun 2017, mestinya ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur (Pergub), agar tidak terjadi permasalahan di lapangan,” ujar Ryan.
Anggota DPRD Sulut, Amir Liputo, menilai gojek dan gocars telah menjadi kebutuhan transpotasi moderen sehingga keberadaannya tidak boleh dilarang. “Waktu lalu saya sempat dibuli, banyak orang salah mengerti ucapan saya ketika menerima aspirasi sopir angkot dan AKDP di DPRD Sulut lalu. Sebenarnya yang saya katakan, operasional gojek dan gocars harus dihentikan sementara sambil menunggu izin. Jadi, sekali lagi taxi online tidak boleh dilarang, tapi harus berizin,” tutur Amir Liputo.
Menurut Amir Liputo, akibat kesenjangan orang kaya semakin kaya, sebaliknya orang miskin semakin miskin. “Harus ada solusi salah-satunya memperbanyak dan membuka Balai Latihan Kerja (BLK). Begitu pula para orang tua harus menyekolahkan anak-anak minimal lulus SMA, karena persaingan semakin ketat,” tandas Amir Liputo.
Legislator PKS ini juga mengingatkan agar masyarakat merubah kebiasaan pola hidup konsumtif dan suka berfoya-foya. Tingkatkan kualitas keahlian serta memiliki etos kerja tinggi. “Bayangkan, saat ini hampir tidak ada lagi penerimaan PNS ijasah SMA sederajat. Kamipun sebagai anggota DPRD jika tidak meningkatkan kemampuan SDM, tidak akan mampu melaksanakan tugas utama kami yakni pengawasan, butjeting dan legislasi,” jelas Amir Liputo.
Kepada Amir Liputo, Imam Masjid Firdaus Husain Buchari, mengeluhkan pengembang kawasan bisnis di Boulevard seperti Megamas, Mantos dan Marina Plaza tidak memberikan fasilitas bermain dan fasilitas olahraga gratis bagi anak-anak. “Misalnya, kawasan Megamas banyak fasilitas bermain dan olahraga tapi tidak ada yang gratis, padahal pemerintah juga memiliki asset disitu seperti lahan 16 persen. Paling tidak mereka (pengembang) mengizinkan anak-anak bermain gratis dua hari dalam seminggu,” tukas Husain Buchari.
Terkait aspirasi tersebut, anggota DPRD Sulut Amir Liputo berjanji akan menyampaikan kepada pemerintah kota Manado. Meski begitu, Amir Liputo, mengajak masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas olahraga yang di bangun pemerintah di dekat Mantos. “Soal aspirasi dapat berolahraga dalam kawasan Megamas akan saya teruskan kepada bapak walikota untuk disampaikan kepada pengembang. Kita akan melihat penggunaan lahan 16 persen milik pemerintah, mungkin sebagian dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” terang Amir Liputo.
Reses dihadiri Lurah Titiwungen Selatan Franky Mantis, Imam Masjid Besar Miftahul Jannah Ir Zulkifli Bahetang, Imam Masjid Firdaus Husain Buchari, Ketua PKS Manado Hasan Syafei dan puluhan warga. (Advertorial/JerryPalohoon)