Bitung—Dalam beberapa tahun ini Pemkot Bitung berupaya untuk memaksimalkan sektor pariwisata. Namun sayangnya, upaya tersebut tidak didukung dengan pembenahan sarana penunjang seperti infrastruktur berupa jalan dan fasilitas lainnya sehingga terkesan parawisata Kota Bitung hanya berjalan ditempat.
“Akses jalan di sejumlah wilayah Kota Bitung ukurannya sangat sempit dan sebagian mengalami kerusakan. Terutama akses jalan menuju lokasi-lokasi wisata serta jalan alternatif tidak diperhatikan Pemkot Bitung,” kata salah satu gaide di Kota Bitung, Abang, Jumat (8/6).
Menurut warga Manembo-nembo Tengah ini, dirinya kerap kali mendapat komplain dari wisatawan asing yang kebetulan diantarnya berkeliling Kota Bitung soal jalan. Karena menurutnya, begitu masuk Kota Bitung langsung dihadang dengan kemacetan di wilayah Girian. Belum lagi jalan menuju lokasi wisata seperti Tangkoko Batu Putih, Tandu Rusa, Makawidey dan tempat-tempat wisata lainnya yang sempit dan berlobang.
“Kerap kali para wisatawan meminta untuk berhenti di Pasar Girian, tapi kami bingung karena tidak ada tempat untuk memarkir kendaraan. Akibatnya kendaraan hanya diparkir di bahu jalan dan menimbulkan kemacetan serta tidak disukai para wisatawan,” katanya.
Ia sendiri mengaku sangat menyangkan, ada jalan alternatif seperti jalan 46 atau jalan Sinyo Harry Sarundajang tapi sayangnya tidak diperbaiki. Padahal menurutnya, akses jalan tersebut sudah dirintis ketika Sarundajang masih menjabat Walikota Bitung, namun hingga kini belum juga diperbaiki.
“Masyarakat sudah merelakan tanah mereka 4 meter dibahu kiri dan kanan jalan untuk rencana pelebaran, namun sayangnya hingga kini belum juga direalisasikan. Malah kini kondisinya makin parah karena tidak ada drynase dan berlobang-lobang,” jelasnya.
Abang sendiri berharap ini menjadi perhatian Pemkot Bitung agar wisatawan merasa nyanam ketika berkunjung ke Kota Bitung. Karena menurutnya, daerah parawisata lain seperti Bali da Jawa lebih memprioritaskan jalan baru sarana penunjang wisata lainnya.
Sementara itu, Walikota Bitung, Hanny Sondakh menyatakan, memang mesalah perbaikan jalan jadi prioritas pihaknya kedepan. Mengingat Kota Bitung kedepannya akan menjadi pusat perdagangan bebas dan pintu gerbang masuk Sulut sehingga pihaknya lebih fokus pada pembenahan jalan di sejumlah wilayah Kota Bitung.
“Namun semuanya tentu bertahap dan disesuaikan dengan kondisi keuangan kita. Namun yang jelas masalah jalan ini akan menjadi prioritas kita kedepan,” kata Sondakh.
Malah menurut Sondakh, dirinya sudah mengintruksikan Dinas Tata Ruang agar tidak memberikan ijin kepada pihak pengembang perumahan jika tidak membangun jalan terlebih dahulu. “Ukuran jalan minimal bisa dilalui kendaraan container, jangan hanya membuat jalan asal jadi yang hanya dilalui kendaraan ukuran kecil. Ini demi mengantisipasi perekembangan Kota Bitung kedepan,” katanya.(enk)