Manado – Infanteri sebagai korps terbesar di angkatan darat, hari ini memperingati hari ulang tahunnya yang ke-68.
Peristiwa penting yakni agresi militer kedua pada 19 Desember 1948 kemudian menjadi dasar hari ulang tahun Infanteri yang hari ini diperingati dengan pelaksanaan upacara, bertempat di Lapangan Kodam XIII/Merdeka.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus SB, dalam amanat yang dibacakannya mengatakan, peristiwa yang terjadi saat agresi militer 19 Desember 1948 menghasilkan semangat yang harus di jaga hingga saat ini.
“Saat itu Jenderal Besar Sudirman memberi perintah kilat. Seluruh pasukan long march untuk kembali ke kantong masing-masing untuk membangun kekuatan. Iu adalah salah satu strategi untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Bersama rakyat, Infanteri harus bisa menggungkan kembali semangat yang sudah ada sejak dulu,” ujar Agus SB.
Lanjutnya, dalam amanat tersebut pun disampaikan, Infanteri diibaratkan sebagai ratu dalam permainan catur, dimana pergerakan dan kemampuannya tak terbatas pada satu strategi.
“Infanteri itu ratu pertempuran. Seperti dalam catur, ratu dapat bergerak kemana pun. Demikian juga satuan Infanteri. Kemampuan itu tidak dimiliki oleh prajurit di luar Infanteri,” tambahnya. (srisurya)