Kawangkoan, BeritaManado.com — Aktifitas industri rumah panggung di Desa Tombasian Kecamatan Kawangkoan Barat sudah berlangsung cukup lama dan hingga kini kegiatan berjalan seperti biasa, sebabnya.
Tingkat permintaan rumah adat Minahasa ini bagi para tukang kayudiakui relatifstabil, meski terkadang menemmui kendala pasokan dan lain sebagainya.
“Selama permintaan rumah panggung dipasaran masih ada, kami tetap menekuni pekerjaan ini untuk mencari nafkah,” tegas tukang kayu Hanny Rendus, Kamis (26/4/2018) kemarin di Tombasian.
Dikatakannya sejak menggeluti pekerjaan tukang, permintaan rumah panggung stabil karena pembeli tetap ada meskipun pengrajin bersaing dengan produksi rumah panggung ditempat yang lain.
“Kami biasa kerja gaji harian, kalaupun ada borongan kami tanggung dan kayu yang digunakan jenis cempaka, kayu merah yang harganya per kubik mencapai 2 sampai 2,5 juta,” tandas Hanny.
Hal serupa disampaikan Andre Mundung, dimana menurutnya, permintaan pasar baru sebatas dalam negeri dan harga per 1 kamar mencapai 40 juta tapi rumah 2 kamar permintaan paling tinggi soalnya harga terjangkau.
“Pasaran sudah tembus ke dalam negeri, biasanya pesanan datang dari Bali dan Pulau Jawa, harga yang tadi sudah termasuk ongkos pasang,” tutur Andre.
Dengan begitu lanjut Mundung, mereka selalu mengucap sukur, karena pekerjaan yang mereka tekuni bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
(Ferry Lesar)