MANADO – Massa jauh lebih besar dari peristiwa Jumat hilang kontrol dan tak mampu menahan diri, tawuran antar Mahasiswa Hukum dan Teknik Universitas Samratulangi Manado tak terhindarkan, Senin petang 7 September, perang batu terjadi akibatnya fasilitas perkuliahan seperti kaca di Fakultas Ekonomi pecah.
Entah siapa yang memulai, namun massa kedua kelompok intelektual yang mempersenjatai diri masing-masing dengan batu terlihat saling bakulempar membuat suasana semakin ricuh dan proses bekajar mengajar di Fakultas terdekat terhenti.
Belum diketahui jumlah korban dari perang saudara dua kelompok intelektual yang massa kali ini jauh lebih besar dibandingkan peristiwa yang sama jumat pekan lalu.
Saksi mata menyebutkan, kehadiran aparat kepolisian seakan tidak menyurutkan emosi Mahasiswa Hukum dan Teknik, nanti terdengar bunyi seperti tembakan peringatan ke udara baru redah dan kondisi normal, kedua kelompok kembali ke fakultas masing-masing.
Sehubungan peristiwa Jumat, Kabag Humas Unsrat Daniel Pangemanan SH,MH menegaskan Unsrat masih menyelidiki aktor intelektual dibalik tawuran massal yang sudah mengarah pada tindakan anarkhis dan kriminal murni karena sudah ada korban fasiltas umum dan manusia.
Ancaman sanksi berat Akademik berupa dikeluarkan dan paling tidak diskors, demikian pula ungkapan Rektor Prof Dr Donald Rumokoy SH.MH, hal ini tidak perlu dibesar-besarkan bukan jaminan tawuran akan berakhir bahkan menjadi-jadi.
Tawuran massal Mahasiswa Hukum dan Teknik jumat lalu diduga kuat dipicu minuman keras, disertai aksi pemukulan yang tidak diterima oleh kelompok lain, dan pada peristiwa senin petang 7 september masih dalam penyelidikan.
Dikhawatirkan tawuran massal kelompok di Unsrat yang sudah ke-empat kalinya akan menjadi wilayah penyusupan provokator yang tidak ingin Manado dan Sulawesi Utara hidup rukun dan damai. (Hetty F Oroh)