Manado – Dari sisi keuntungan, negara sangat dirugikan dengan pembangian keuntungan yang ada, Indonesia hanya mendapatkan 1 persen royalty yang kemudian meningkat menjadi 3,75 persen royalty dari hasil MoU, ini merupakan keuntungan terlalu kecil bila dikaitkan dengan penghasilan total Freeport, sangat ironis memang, emas dan mineral merupakan milik sendiri tetap justru pihak asing yang menikmati hasilnya. Pemerintah secara sadar mengundang dan melegitimasi pihak asing untuk terus merampas emas dan mineral di Papua.
Dijelaskan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manado melalui surat tertulis yang disampaikan kepada DPRD Sulut, Senin (14/12/2015), keuntungan Freeport berbanding terbalik dengan kemiskinan yang terjadi di Papua, orang asli Papua hidup di tanah Papua namun tak bisa menikmati hasil alam sendiri. Kehadiran Freeport sama sekali tidak menghilangkan kemiskinan di Papua, orang Papua tetap miskin dan terbelakang.
Lebih miris lagi, Freeport yang mengelontorkan dana menyewa pengamanan militer telah menyebabkan banyak warga Papua terbunuh di tangan militer hanya karena mereka dianggap mengganggu kepentingan Freeport, tak satupun dari yang terbunuh pernah diusut kasusnya hingga tuntas. Militer yang seharusnya melindungi rakyat justru menjadi penjaga setia aset asing di bumi sendiri, bahkan rakyatpun dijadikan tumbal. (jerrypalohoon)