Jakata – Demi memperkuat usaha kecil serta industry kecil yang merupakan pilar ekonomi bangsa, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) seluruh Indonesia, Selasa (27/10), menggelar Rapat Kerja Nasional II yang digelar di Hotel Arya Duta, Jakarta.
Dengan mengambil tema. Saatnya Produk Dalam Negeri Berdaulat, Rakernas II ini bertekad mengembalikan semangat garda depan ekonomi nasional seperti usaha mikro kecil dan menengah yang merupakan industri terdepan yang riil di tengah masyarakat harus diperkuat demi menghadapi gempuran pengusaha asing yang makin massif menggerogoti pasar nasional.
Rakernas ini dibuka langsung oleh Wakil Presiden, H. Jusuf Kalla yang juga didampingi oleh Menteri Keuangan dan seluruh anggota HIPPI dari hampir seluruh wilayah Indonesia, merekomendasikan agar produk-produk lokal dan pengusaha lokal untuk mendapatkan perlindungan dari Pemerintah. Menurut Ketua Umum HIPPI, DR. Suryani Sidik Motik, pengusaha lokal harus mendapat perhatian khusus dan harus berdaulat di Negara kita sendiri.
“Produk lokal harus dihargai, dicintai dan dibanggakan di Negara ini. Karena itu, kami himbau seluruh bangsa ini, baik pemerintah, masyarakat dunia usaha dan lembaga permodalan untuk secara serius dan aktif mendorong agar produk lokal dan pengusaha lokal bisa terus berkembang dan maju,” kata Suryani Motik.
Sementara, Ketua DPD HIPPI Sulawesi Utara, Veldy Reynold Umbas menyambut baik DPP HIPPI yang menginisiasi program HIPPI yang sangat penting melindungi pengusaha-pengusaha lokal. Karena itu, DPD HIPPI Sulut mengusulkan agar di setiap daerah agar ada perlindungan dari semua pihak dengan semangat melindungi pengusaha dan produk lokal.
“Kami mendorong agar diterbitkan minimal Peraturan Gubernur (Pergub) perlindungan usaha lokal, dengan cara setiap hotel, pasar swalayan dan tempat-tempat umum harus menggunakan sebesar-besarnya produk lokal. Dengan begitu produk lokal bisa punya tempat di daerahnya sendiri,” ungkap Umbas.
Menurutnya kalau tidak diproteksi maka pengusaha lokal akan tergerus dan terlindas oleh pengusaha asing dan pengusaha besar yang siap secara modal dan SDM. Sehingga lanjut Umbas, akan terjadi keseimbangan ekonomi yang mana porsi usaha lokal akan lebih besar memperkuat ekonomi daerah.