Amurang—Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya menarik subsidi minyak tanah per tanggal 1 Januari 2012. Akibatnya, harga minyak tanah Rp 11.500/liter. Sayangnya, warga masih enggan membeli. Pasalnya, harga diatas sangat-sangat tak masuk akal.
‘’Ya, minyak tanah telah dicabut subsidi pemerintahnya. Sudah mahal, tetapi pada kenyataannya banyak warga masih enggan membeli dengan harga Rp 11.500/liter. Harusnya, pemerintah jangan langsung mematok harga seperti diatas. Usul warga, Rp 6000 sampai Rp 7000/liter masih wajar-wajar. Tetapi, kalau harga diatas sangat berat,’’ ujar Ketua BPD Desa Kilometer Tiga, Kecamatan Amurang Teddy Ruasey kepada beritamanado tadi.
Lanjut Ruasey, subsidi minyak tanah tak ada lagi. Sementara non subsidi harganya selangit. Sayang warga mengaku tak bisa melakukan atau membeli harga diatas.
‘’Sudah sulit dapat minyak tanah. Karena sudah ada non subsidi dari pemerintah pusat. Tapi, pada kenyataan masyarakat belum bergairah untuk membeli minyak tanah di pangkalan. Karena memang, untuk mendapatkannya harus membayar Rp 11.500/liter. Ini jelas penyiksaan dan semakin warga menderita. Sebab itu, kami minta pemerintah untuk membuat terobosan pada Pertamina agar harga jangan sampai Rp 11,500/liter,’’ jelas Ruasey.
Kabag Adm Perekonomian Drs Corneles Mononimbar, kami akan membuat kajian dan laporan ke Pertamina. ‘’Yang jelas, kami melapor soal mitan dimaksud untuk meringankan warga Minsel. Dan itupun sudah disampaikan kepada bupati Tetty Paruntu. Supaya semua keluhan masyarakat akan diperhatikan,’’ kata Mononimbar. (and)