Mayat Hendrik Tololiu yang telah membusuk ditemukan warga di lokasi perkebunan Wowol
Ratahan – Setelah sepekan menghilang, Hendrik Tololiu (46) warga Kelurahan Tosuraya Selatan, Kecamatan Ratahan, Minahasa Tenggara (Mitra) akhirnya ditemukan tewas dengan kondisi tubuh sudah membusuk di perkebunan Wowol pada pukul 09.00 wita, Kamis (14/1/2015). Hendrik pertama kali ditemukan oleh Agus Komalig. Saat itu Agus dan rekannya Deny Emor, Kepala Lingkungan IV Kelurahan Wawali Pasan, Kecamatan Ratahan.
Saat itu, Agus bersama Deny Emor bermaksud untuk mengambil buah kelapa di perkebunan Wowol. Saat tiba di perkebunan itu, keduanya mencium bau busuk di sekitaran tempat mereka berdiri.
Penasaran dengan bau itu, keduanya kemudian mencoba mencari asal bau busuk itu. Hasilnya, betapa terkejutnya Agus saat menemukan sesosok mayat sudah membusuk di depannya.
Tak sanggup melihat kondisi mayat itu, Agus langsung melarikan diri sekaligus menelpon warga setempat untuk memberitahukan kalau ada mayat yang telah membusuk di perkebunan tersebut.
Warga yang menerima informasi dari Agus dan Deny, langsung melaporkan kejadian ini ke Polsek Urban Ratahan. Tak menunggu lama, Wakapolsek Ratahan IPTU Herman Rugian bersama anggotanya langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Tiba lokasi, olah TKP langsung dilakukan Polsek Ratahan, dan hasilnya benar mayat tersebut adalah jasad dari Hendrik Tololiu yang telah hilang sejak pekan lalu.
“Memang wajahnya sudah tidak dikenali, namun dari pakaian yang digunakan jelas sesuai dengan laporan keluarga. Pihak keluarga sendiri membenarkan mayat tersebut adalah jasad dari Hendrik,” jelas Rugian sembari mengatakan jika saat itu keluarga korban berada di TKP.
Rugian memperkirakan, mayat tersebut sudah meninggal sejak 5 hari lalu. Sesuai dengan pemantauan di lokasi juga, Hendrik diduga sempat memanjat pohon kelapa sebelum meregang nyawa karena ketika ditemukan kaki kirinya sudah patah.
Lanjut dia, tak jauh dari TKP ditemukan celana korban yang sudah terlepas serta ada tanda-tanda merayap di rumput. “Kemungkinan setelah terjatuh, Hendrik pun merayap di rumput untuk mencari pertolongan. Namun, karena kondisi fisiknya sudah lemah sehingga dia pun berhenti di sebuah batang pohon cengkih hingga meregang nyawa,” tuturnya. (rulandsandag)