Manado – Trotoar harusnya area pedestrian yang mulus dan nyaman. Namun melihat kondisi trotoar di Kota Manado, fungsi ini sedikit terpinggirkan.
Trotoar dihiasi batu-batu kecil, maksudnya supaya terlihat berseni, namun sebenarnya membahayakan pejalan yang melintas. Tak jarang ada pot bunga besar dicor tengah trotoar, bahkan banyak trotoar berlubang yang lupa ditutup.
“Saya pernah lihat ada turis terperosok ke lubang itu karena asyik membaca peta tidak lihat jalan di depannya,” kata Stefan Voges, dosen Fakultas Hukum Unsrat yang juga pemerhati, Sabtu (26/3) kepada beritamanado.
Voges memungkinkan, di negara asal turis itu area pedestriannya mulus tanpa halangan. Karena budaya trotoar seperti itu, si turis bisa mengira sama dengan kondisi di Manado.
“Padahal trotoar kita banyak halangannya, karena itu harus hati-hati melintasi trotoar di Manado,” ujar dia.
Kondisi trotoar yang tidak standar, lanjut Voges, terlihat sebagai masalah remeh. Padahal imbasnya besar, mengancam sektor pariwisata dan sosial lainnya.
“Coba bayangkan kalo pemerintah kota nda taru kira masalah itu, bisa saja wisatawan asing akan kabarkan ke luar tidak aman jalan di Manado, imbasnya pariwisata kita jatuh,” cetusnya, seraya meminta Pemkot Manado punya perencanaan matang soal pembangunan trotoar. (alf)