Siau—Permasalahan Bahan Bakar Minyak (BBM) di pulau penghasil Pala terbaik dunia kini semakin menjadi-jadi. Berawal dari tarif penjualan eceran bahan bakar berjenis premium yang harga standarnya di SPBU sebesar Rp4500/liter, namun dijual dengan tarif yang tinggi Rp10.000/liter oleh penjual bensin eceran.
Belum adanya titik terang dengan masalah itu kini masyarakat Sitaro mulai diperhadapkan dengan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium.
Hal tersebut diduga kuat terjadi karena adanya oknum-oknum yang sengaja melakukan penimbunan karena kenaikan harga BBM yang direncakan oleh pemerintah pusat baru–baru ini.
Dari pantauan beritamanado, tidak sedikit pengendara yang mengalami kesulitan beroperasi karena tidak mendapat bensin.
“Bensin sekarang mulai jarang didapat dan ini kemungkinan adalah dampak dari adanya penimbunan dari pengecer atau dengan sengaja menampung bensin untuk dijual saat harganya nai,” ucap Hendro, warga Kecamatan Siau Timur (Sitim), Kamis (20/6).
Senada juga diungkapkan Steven warga yang berprofesi sebagai tukang ojek asal Siau Barat (Sibar). Ia mengaku geram serta kecewa karena tak bisa bekerja.
“Saya terpaksa hanya memarkir motor dan tidak bekerja, entah kenapa saat ini sangat sulit mencari bensin, padahal hari-hari sebelumnya cukup mudah mendapatakannya,” tukasnya.
“Karena alasan itu saya menduga ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan penimbunan bahan bakar jenis premium tersebut,” jelasnya.
Sebelumnya, Kabag Ekonomi Setda Sitaro Frans Porawouw sudah menegaskan, Pemerintah Daerah serta pihak-pihak terkait agar terus melakukan pengontrolan serta pencegahan supaya penimbunan BBM tak terjadi. (gun)