Bayi berusia 7 tahun anak korban Sriwijaya Air jatuh. (Suara.com/Tyo)
Manado, BeritaManado.com — Musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 menyisahkan duka mendalam bagi banyak orang terutama keluarga korban.
Salah satunya seorang bayi berusia 7 hari yang datang ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mencari ayahnya yang menjadi korban Sriwijaya Air jatuh.
Diberitakan Suara.com jaringan berita BeritaManado.com, bayi itu datang bersama sang ibu untuk memastikan kondisi sang ayah Angga Fernanda Afian, salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Kakak kandung Fernanda, Toni menuturkan bahwa mereka datang untuk memberikan data antemortem kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri.
“Anaknya Fernanda Afrian, anaknya baru berusia 7 hari, ini istrinya, (kesini) untuk cek DNA, sudah ya,” kata Toni singkat di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (10/1/2021).
Dalam data manifest pesawat, Fernanda yang masih berusia 26 tahun itu tercatat duduk kursi 5A pesawat SJ182.
Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).
Pesawat bernomor registrasi PK-CLC jenis Boeing 737-500 itu sempat hilang kontak setelah take off dari Bandara Sukarno Hatta pada pukul 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
SJ-182 hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
(Suara.com/Anggawirya)