Amurang – Masyarakat Kabupaten Minahasa Selatan terus saja mempertanyakan kelangkaan LPG. Sejatinya, saat akan membeli tabung LPG, ternyata sangat sulit ditemukan. Karena menurut warga, sangat sulit untuk mendapatkannya. Walau harganya mahal, tetap tak bisa ditemukan.
Meivo Rumengan salah satu pengguna LPG asal Buyungon mengaku sulit mendapatkan gas LPG. Termasuk mendapatkan tabung pun sangat sulit.
‘’Jika pun tabung atau gasnya saja sangat sulit ditemui, maka sebaiknya program pemerintah pusat tentang konversi minyak tanah dikembalikan. Maksudnya, jangan dulu diberikan kepada masyarakat. Karena, jika belum ada kesiapan dari pemerintah pusat. Untuk program tersebut, saya katakan pemerintah pusat gagal. Sebab, akibat hal ini banyak warga jadi bingung untuk mendapatkan tabung saja sangat sulit,’’ sebut Rumengan.
Menurutnya, sebenarnya masyarakat sudah menerima program pemerintah pusat. Namun apa mau dikata kebutuhan masyarakat Minahasa Selatan-pun tidak mampu dipenuhi pemerintah kabupaten.
Lanjut dia, sebagai masyarakat Minahasa Selatan, saya mempertanyakan teknis penyaluran tabung Elpiji diatas.
” Saya sarankan kepada pemerintah untuk mengembalikan saja. Kembalikan saja kepada penggunaan minyak tanah. Dan minyak tanah sebagai bahan bakar keluarga. Lebih miris lagi, untuk penukaran tabung gas, harga kini berkisar Rp 25.000/tabung,’’ ungkap Rumengan.
Sementara itu Kabag Adm Perekonomian Kabupaten Minahasa Selatan Drs Corneles Mononimbar ketika dikonfirmasi soal keluhan masyarakat tersebut. Mononimbar mengatakan bahwa penyaluran tersebut tak secara menyeluruh. Dilakukan sesuai dengan quota yang diminta.
“Nah masalah ini silakan tanyakan langsung kepada pihak pertamina,” kata Mononimbar yang juga mantan Kabag Organisasi Ketatalaksana ini.
Sementara itu manager sales area Pertamina, Irwansyah saat akan dimintai keterangan soal tersebut, sampai berita ini diturunkan belum terhubung. (and)