Airmadidi-Kabupaten Minahasa Utara (Minut) khususnya Kecamatan Dimembe sudah sejak lama memproduksi buah pepaya kualitas ekspor.
Namun, sejak awal tahun 2016 harga buah pepaya di Dimembe tak lagi manis.
Untuk satu ret atau sekali muat buah pepaya (isi sekitar 110 buah), kini hanya dihargai Rp200-350 ribu.
Padahal sebelumnya, buah pepaya milik petani Kecamatan Dimembe pernah mencapai harga jual sebesar Rp1 juta per satu ret.
Kondisi ini mulai dikeluhkan sejumlah petani pepaya Minut.
“Harga pepaya sedang anjlok. Kami sebagai petani, memilih untuk tidak memetik buah pepaya di kebun, karena ongkos petik dan muat pepaya tidak sebanding dengan harga jual,” ujar Eca Namangge, salah satu petani pepaya asal Dimembe, Senin (2/1/2017).
Camat Dimembe Alfons Jorry Tintingon mengatakan, turunnya harga buah pepaya disebabkan jumlah pepaya telah over produksi.
Dikatakan Tintingon, saat ini di Kecamatan Dimembe luas kebun pepaya mencapai sekitar 100 hektar (Ha).
“Akibat over produksi, makanya pembeli lebih memilih pepaya dengan kualitas paling bagus. Padahal pepaya-pepaya di Minut memang sudah berkualitas bik mulai dari ukuran buah, rasa serta tektur buahnya. Namun, pembeli sekarang sudah lebih selektif,” ujar Tintingon.
Dikatakan Tintingon, dengan kondisi saat ini, pemerintah sementara mencari jalan keluar agar petani pepaya kembali bergairah.
“Semoga segera ada jalan keluar untuk mengatasi masalah ini,” tutupnya.(findamuhtar)