Manado – Forum Solidaritas Petani Cengkih (FSPC) berharap mekanisme pasar yang menjadi dasar penetapan harga cengkih yang sudah terjadi sekarang ini, tetap berjalan baik.”Patokan harga berdasarkan mekanisme pasar, maka tren harga cengkih terus menguat dan hingga pekan ini di posisi Rp85 ribu hingga Rp86 ribu per kilogram (Kg),” kata Ketua FSPC Sulut, Franklin Singal, Jumat (20/7).
Franklin mengatakan, penetapan harga cengkih berdasarkan mekanisme pasar, berarti akan ditentukan hukum permintaan dan penawaran. “Disaat permintaan lebih tinggi ketimbang penawaran, maka harga akan cenderung naik,” kata Franklin. Posisi cengkih saat ini secara nasional, kata Franklin kebutuhan konsumen cengkih jauh lebih tinggi ketimbang produksi petani. “Produksi cengkih tidak sebesar yang diperkirakan semula, padahal kebutuhan pabrik rokok, sebagai konsumen terbesar cengkih, jauh lebih tinggi, sehingga harga cengkih terus bertahan tinggi saat ini,” kata Franklin.
Petani, kata Franklin, ingin perdagangan cengkih dengan perdagangan sempurna, artinya harganya benar-benar berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. “Yang kita tidak inginkan, ada campur tangan dalam penentuan harga cengkih seperti dahulu, karena efeknya akan merugikan petani cengkih Sulut, yang merupakan produsen terbesar di Indonesia,” kata Franklin.
Jaman Badan Penyangga Pemasaran Cengkih (BPPC) beberapa tahun silam, kata Franklin telah menimbulkan kesengsaraan bagi petani, karena harga cengkih seenaknya dinaikturunkan sesuai keinginan mereka. “Mudah-mudahan ini tidak pernah terjadi lagi, karena saat ini petani cengkih bisa bernafas lega, sebab harga cengkih cukup menjanjikan mencapai harga tertinggi beberapa bulan ke depan,” kata Franklin.(dan)