Refleksi Menyambut Lahirnya Kota Langowan (bagian pertama)
Sekedar membuka mata hati bagi mereka yang ingin menjadi pemimpin dan wakil rakyat Kota Langowan. Mulai dari kebutuhan finansial hingga strategi untuk menjadi bagian dari pemerintahan Kota Langowan kedepan, semuanya sedang dipersiapkan. Namun satu yang jangan sampai terabaikan yaitu nasib masyarakat awam yang sama sekali tidak paham tentang politik. Mereka hanya ingin sejahtera bukan kaya.
Dalam kehidupa sehari-hari kita bisa lihat bersama bahwa tidak ada persiapan apa-apa yang dilakukan para petani dan pedagang di pasar tradisional untuk menyambut Kota Langowan lahir. Mereka tahun akan informasi tersebut, namun lebih memilih berjuang dibawah terik matahari dan hujan untuk menghidupi isteri dan anak di rumah. Jangan sampai rakyat dibodohi untuk meraih kepentingan pribadi dan golongan.
Jika mau jadi pemimpin Kota Langowan, refleksikanlah motivasi yang ada di dalam diri. Sejenak berdoalah kepada Dia yang memberikan nafas kehidupan dan kekuasaan. Jika hanya untuk memperkaya diri sendiri dan segelintir orang, lebih baik mudur dari sekarang. Jangan sampai Kota Langowan yang baru lahir dipengaruhi oleh ‘virus’ korupsi kolusi dan nepotisme. Resikonya adalah menderita ‘cacat’ semumur hidup
Adri Wurangian – Koordinator Wilayah Pelayanan Dua Paroki St. Petrus Langowan