Aimadidi – Sem Tirayoh, seorang Kabag Humas Pemkab Minut atau biasa disebut juru bicara Bupati, harus keluar ruangan untuk mendapatkan hasil percakapan jelas melalui telepon selulernya, ketika sedang berada di ruang humas.
“Halo…halo…putus putus ini signalnya,” ujar Tirayoh sambil berjalan meninggalkan ruangan, mencari signal yang baik.
Hal ini bukan terjadi pada Tirayoh, karena sekelas Johannes Rumambi, Sekretaris Daerah Pemkab Minut, mengalami hal serupa.
“Adoh..ini signal musti di luar baru jelas,” ujar Rumambi yang saat itu hendak menelpon menggunakan handphonenya.
John Simbuang sebagai Wakil Ketua DPD Sulut, LSM Aliansi Indonesia, menyayangkan posisi atau letak pusat pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara susah signal.
“Di kawasan Pemkab Minut sampai di Kantor DPRD Minut, signalnya parah, sampai muncul tanda SOS,” kata Simbuang pada beritamanado.com
Lebih jauh, Simbuang mengibaratkan, semua PNS yang ada di Pemkab Minut seperti Katak Dalam Tempurung. “Melakukan panggilan atau dipanggil susah terhubung, apalagi mereka mengakses internet melalui smartphone,” ujar Simbuang.
Sementara itu, dari informasi yang diterima beritamanado.com, salah satu provider berencana memasang tower di kawasan Pemkab Minut, namun rencana tersebut tak terealisasi, karena tidak memnuhi angka pelanggan minimum.
“Bisa pasang tower, tapi harus ada sekitar 500 pengguna, sementara di kawasan Pemkab Minut ini hanya ramai saat siang hari, kalau malam hari mungkin hanya 10 orang saja,” ujar sumber pada beritamanado.com
Keterkaitan dengan pentingnya akses jaringan signal, selain untuk komunikasi juga untuk akses internet. Fecky satu diantara masyarakat Minahasa Utara, mengakui anak sekolah tingkat SMP lebih pintar dari PNS di Minut.
“Anak-anak sekarang sudah berkomunikasi menggunakan Skype atau menelpon langsung dengan gambar terlihat. Sedangkan PNS di Minut ini, telepon suara saja susah apalagi pakai gambar video,” kata Fecky.
Ditambahkannya, bisa dihitung dengan jari, seberapa banyak kepala dinas, kepala bagian yang mengakses internet setiap harinya.
“Banyak kadis dan kabag di Minut gaptek, tak tahu perkembangan luar, apalagi banyak usia tua yang menjabat posisi strategis di jajaran Pemkab Minut,” ujar Fecky.
Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, pihak Pemkab maupun Dewan Minut, bisa melakukan teleconference. “Manfaat kecanggihan teknologi baiknya dimanfaatkan dengan baik, agar Minahasa Utara kedepan lebih bersaing,” tandas Fecky. (robin tanauma)