Bitung, BeritaManado.com – Ada dua materi pertanyaan terkait pendidikan yang muncul di debat publik calon wakil wali kota yang digelar KPU Kota Bitung, Sabtu (14/11/2020).
Salah satunya adalah bagaimana kebijakan dan strategi program kongkrit dalam menyelesaikan masalah pendidikan di Kota Bitung berdasarkan konsep merdeka belajar.
Ketiga peserta debat yakni Martin Tumbelaka, Gunawan Pontoh dan Hengky Honandar memiliki pendangan tersendiri untuk melaksanakan konsep merdeka belajar jika nantinya terpilih.
Gunawan yang diberikan kesempatan menanggapi mengatakan, pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam rangka menata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menata pendidikan kedepannya kata pasangan Victrorine Lengkong ini, tentu menjadi perhatian bersama dan pihaknya akan memberikan hal-hal yang berkaitan dengan kemudahan bagi masyarakat dalam rangka mengikuti pendidikan itu sendiri.
“Termasuk pemberian beasiswa dan kepada guru-guru. Hari ini banyak guru-guru yang boleh dikatakan gajinyapun sangat minim ,ini yang menjadi sangat memiriskan hati kita. Kenapa, bisa bayangkan orang yang begitu berjasa memberikan banyak pengetahuan kepada masyarakat kita, anak-anak kita tetapi yang dia dapatkan boleh dikata tidak cukup dalam biaya hidupnya,” jelas Gunawan.
Setiap bulan kata dia, guru-guru ada yang digaji hganya Rp300 ribu per bulan dan itu sangat memiriskan hati dan utu benar-benar terjadi di Kota Bitung.
Apalagi lanjut Gunawan, persoalan sekolah-sekolah swasta yang menurutnya sekolha swasta hampir tidak mendapat perhatian khusus karena apa, karena pemerintah lebih fokus kepada sekolah-sekolah negeri yang mendapatkan bantuan-bantuan dan fasilitas-fasilitas dari pemerintah.
“Nah ini yang menjadi perhatian kami dalam rangka kedepannya semua sekolah kami akan berikan perhatian khusus dalam rangka sejahteraan guru dan fasilitas terhadap sekolah itu sendiri,” katanya.
Juga kata pasangan calon nomor urut 2 ini, bicara pendidikan yang berkualitas tentunya harus dibarengi dengan fasilitas pendidikan dan itu adalah salah satu visi misi Victorine-Gunawan adalah bagaimana membangun digital terhadap kondisi sekolah masing-masing bahkan menyiapkan fasilitas umum, fasilitas sosial termasuk sekolah untuk membangun Wi-Fi .
“Karena dengan kondisi covid-19 seperti ini sangat membantu anak-anak sekolah dalam rangka belajar mengajar,” katanya.
Siswa Dapat Menentukan Kurikulum Sendiri
Martin sendiri dalam menanggapi konsep merdeka belajar menyatakan, hal pendidikan adalah salah satu yang menjadi bagian dalam visi dan misi bersama Max Lomban.
“Kami sudah sebutkan bahwa kami akan melanjutkan program-program beasiswa kepada para mahasiswa dan menambah kuota, tentunya kepada para mahasiswa, juga kami akan menambah jumlah dana penerima beasiswa tersebut,” kata Martin
Disamping itu kata dia, juga tentunya ada peningkatan SDM yang harus dilakukan dalam pendidikan.
“Dan berkaitan dengan siswa meredeka belajar yang telah dicanangkan menteri pendidikan, kami akan memberi kesempatan kepada para siswa untuk memilih kurikulumnya tujuannya agar mereka happy tanpa harus terbebani. Dengan begitu dia (siswa,red) harus mendapat skor dan diakhir nanti tentunya ini akan jadi perhatian kami,” katanya.
Hengky sendiri menyatakan, dirinya bersama Maurits Mantiri akan menciptakan pendidikan dengan atmosfer proses pembelajaran yang nyaman yang salah satunya adalah program 1000 titik Wi-Fi yang akan ditempatkan di seluruh Kota Bitung sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang nyaman.
“Selain itu, beasiswa akan diluncurkan untuk membantu siswa yang kurang mampu orang tuanya. Intinya, kami akan menciptakan program belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru dan orang tua,” katanya.
Sementara itu Merdeka Belajar menjadi salah satu program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim yang ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia dan suasana yang happy.
Tujuan merdeka belajar adalah agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia.
“Merdeka belajar itu bahwa proses pendidikan harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan. Bahagia buat siapa? Bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, dan bahagia untuk semua orang”.
(abinenobm)