
Tondano – Masuknya Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang dalam daftar 15 peserta Konvensi Partai Demokrat merupakan suatu kebanggaan. Hal tersebut membuktikan bahwa orang Sulut ternyata bisa berkiprah pada level nasional. SHS pun dinilai sedang menantang gravitasi politik Indonesia.
Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulut Reny Umboh mengatakan, sudah bukan rahasia lagi, bahwa yang menjadi pemimpin bangsa ini selalu harus berasal dari tanah Jawa. Kalaupun ada yang dari luar, porsi tersebut bisa diberikan kepada tokoh – tokoh berpengaruh dengan segudang prestasi nasional dan internasional.
Belum lagi jika dihubungkan dengan agama. Dari zaman sebelum merdeka hingga saat ini, belum pernah ada orang dari golongan agama Kristen atau paling tidak yang non muslim diakomodir menjadi bagian dari pemimpin nasional. Inilah yang membuat sebagian rakyat Indonesia beranggapan jangan mimpi orang non muslim bisa memegang jabatan RI 2.
Haparapan untuk memecahkan mitos dan gravitasi politik kini ada pada figur SHS yang sukses melambungkan nama Sulut di kancah internasional. Belum lagi prestasi yang diraih selama merintis karir sebagai birokrat dan menjadi pemimpin sejumlah daerah di luar Sulut meski hanya sebagai penjabat. Itu sudah cukup untuk mendongkrak SHS maju dalam konvensi.
“Saya SHS memenuhi syarat untuk ikut konvensi. Keputusan pak Sarundajang memenuhi undangan panitia Konvensi Partai Demokrat sungguh merupakan hasil dari sebuah pergumulan. Diluar dari hal – hal yang harus dikritisi dari kepemimpinannya sebagai gubernur, SHS layak mendapatkan dukungan penuh dari rakyat Sulut dan Indonesia Timur,” ungkapnya. (ang)