Bitung – Memprihantinkan sekaligus membanggakan, itulah kata yang pantas ditujukan pada Grup Masamper Ikel Bermazmur Paceda-Madidir ketika mengikuti kejuraan nasional Masamper Laki-laki Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST), Rabu (23/10/2014) lalu di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.
Pasalnya, menurut pengakuan koordinator grup Masamper utusan utusan Ikatan Kerukunan Sitaro Sangihe dan Talaud (IKSSAT) Kota Bitung itu, Max Galatang, grupnya sempat terlantar dan kelaparan selama mengikuti lomba karena keterbatasan dana. Namun kendati terlantar dan kelaparan, grup Masamper itu mampu meraih juara satu tingkat Nasional.
“Kami sangat kecewa dengan pengurus IKSSAT Kota Bitung, karena terkesan membiarkan kami terlantar dan kelaparan di Jakarta,” kata Galatang, Minggu (26/10/2014).
Padahal menurutnya, sesuai keputusan rapat, IKSSAT membentuk tim kerja yang akan membiayai grup itu mengikuti lomba Masamper tingkat nasional di Jakarta yang dikoordinir Franky Lady. Tapi hingga tiba hari H keberangkatan, Selasa (22/10/2014) apa yang dijanjikan dan disepakati dalam rapat tak kunjung terlaksana dan hanya Wakil Walikota Bitung, Max Lomban yang bermurah hati memberikan biaya tiket ke Jakarta.
“Hari pertama kami tiba di Jakarta, tidak ada sepeserpun uang yang diberikan pengurus IKSSAT. Biaya akomodasi dan makan, kami tanggung sendiri,” katanya.
Selama disana kata Galatang, pihaknya survive dan hanya hidup dari kemurahan warga Kota Bitung yang merasa iba seperti Vicky Budimn, Tommy Lombongtariang dan Ferry Antameng. Dan ia terpaksa memutar otak untuk membayar akomodasi serta biaya selama berada di Jakarta.
“Ini betul-betul memalukan dan membuat kami sangat kecewa,” katanya.(abinenobm)