Manado – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara, Johanis ‘Goan’ Panelewen optimistis petani mampu memproduksi 641 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara 380 ribu ton beras pada tahun ini.
“Dari produksi GKG katakanlah yang diolah menjadi beras sekitar 60 persen. Berarti ada sekitar 380 ribu ton beras yang kita produksi selama tahun ini. Kita optimistis mencapainya,” kata Panelewen.
Dia menambahkan, target produksi tahun ini akan meleset apabila terjadi perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu sehingga mengakibatkan siklus air dan hama berkembang tak terkendali.
“Pada saat itu, petani sukar menentukan kapan musim tanam yang cocok. Bila jadwal tanam bergeser sudah pasti memengaruhi produksi beras. Cuaca dan iklim yang berubah akan memercepat siklus kembang biak hama,” katanya.
Beruntung menurut dia, di Sulawesi Utara siklus musim kemarau dan hujan masih teratur sehingga petani bisa memerhitungkan kapan musim tanam yang cocok.
“Dua tahun bila cuaca baik, kita bisa memanen sebanyak lima kali,” katanya. Meskipun demikian, kata Panelewen, produksi pertanian juga tak bisa dilepaskan dari ketersediaan air yang mengalir pada irigasi teknis yang dibangun.
“Kalau menjadi sawah tadah hujan, produksinya pasti berada di bawah target yang diharapkan,” katanya.
Karena itu, dia berharap, instansinya akan terus berkomunikasi dengan dinas teknis lainnya yang terkait dengan pembangunan bendungan dan jaringan irigasi.
Tahun lalu produksi beras Sulawesi Utara sebesar 330 ribu ton. Produksi ini masih di atas konsumsi beras warga sebesar 320 ribu ton. Surplus 10 ribu ton beras terus ditingkat untuk mengejar target Sulawesi surplus beras tahun ini.(is)