Airmadidi – Gilbert Karamoy is back!, Pembentang bendera merah putih saat upacara Proklamasi Kemerdekaan RI ke-68 di Istana Negara mengungkapkan pengalamannya itu di sela ibadah Oikumene Pemkab Minut, di Kantor Pemkab Minut, Senin (2/9)
Siswa SMA Negeri 1 Airmadidi ini mengaku sempat down saat mendengar timnya dinyatakan tak bisa ikut dan hanya disiapkan sebagai tim cadangan.
“Tim saya dikatakan sebagai cadangan. Saat itu saya down, karena usaha kerja keras saya dan tim seakan hilang,” kata Gilbert
Dengan keyakinan dari pembina mereka, bahkan sampai mempertaruhkan jabatan sesama para pembina, akhirnya di 17 Agustus 2013 pagi hari, tim mereka baru dinyatakan masuk sebagai tim pengibar bendera, namun menurut Gilbert itu pun masih sebagai persepsi.
“Mereka bilang, berikan yang terbaik, jangan sampai memalukan pembina, orang tua dan lainnya. Dan akhirnya kami pun ditugaskan sebagai tim pengibar bendera. Itu pun karena pertaruhan nama pembina kami,” kata Gilbert.
Rasa kaku, gugup dan sedikit gemetaran dirasakan Gilbert saat dirinya akan bertugas, namun dengan motivasi pembina, agar dirinya jangan gugup serta memberikan pengarahan bagaimana saat berada di tiang bendera.
“Kata pembina, biasanya di situ terjadi kesalahan dari pengibar sebelumnya. Tapi puji Tuhan saya bisa,” ujar Gilbert.
Namun tugas sebagai tim Paskibraka belum selesai, karena menurut Gilbert, penurunan bendera belum dilakukan, karena penurunan bila gagal, maka satu rangkaian tim pengibar bisa dinyatakan gagal semua.
“Saya ucapkan terima kasih pada Tuhan, saya bisa meraih ini juga dengan sehat. Pada pemerintah, Bupati Minut, Kadis, dan bapak ibu, saya ucapkan terima kasih,”tandas Gilbert.
Ucapan terima kasih, dinyatakan Gilbert bersama kedua orang tuanya dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Airmadidi dengan membawakan sebuah lagu pujian rohani. (robin tanauma)