KOTAMOBAGU – Keresahan mulai menghinggapi warga Sulut. Mengapa? Pasalnya, virus Flu Burung sudah memasuki Sulut melalui Kota Kotamobagu. Bahkan, saking takutnya Pemkot Kotamobagu melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penananaman Modal (Dipsrindagkop-PM) Kotamobagu akan memusnahkan seluruh unggas yang dijual di sejumlah pasar tradisional yang ada di daerah itu.
Kepala Disperindagkop-PM Kotamobagu, Hi Hamzah Kastur SE, mengatakan, kalau hal ini sudah dikomunikasikan oleh mereka dengan seluruh pedagang yang ada di setiap pasar di Kotamobagu. Bahkan, pihaknya telah melakukan karantina puluhan unggas dari para pedagang untuk dimusnahkan.
“Awalnya memang, mereka para pedagang masih enggan untuk memusnahkan dengan cara membakar seluruh unggas mereka. Namun setelah kami berikan pengertian kalau flu ini sangat berbahaya akhirnya mereka mau melakukannya,” ungkap Kastur.
Dirinya juga mengatakan, kalau pemusnahan unggas itu direncanakan akan dipusatkan di Pasar Serasi Kelurahan Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat, mengingat pasar tersebut merupakan sentral penjualan unggas yang ada di Kotamobagu, bahkan sejumlah daerah lainnya yang ada di Bolmong Raya.
“Di pasar itu seluruh jenis unggas dari berbagai daerah dikumpulkan untuk dijual. Makanya pelaksanaan pemusnahan itu akan kami pusatkan di pasar tersebut,” tambahnya.
Disisi lain, dirinya pun menghimbau agar masyarakat yang ada di Kotamobagu, dalam sementara waktu ini agar tidak mengkonsumsi unggas, mengingat penyebaran penyakit berbahaya ini kata Kastur dapat mengakibatkan hingga kematian.
“Nanti kita menunggu pengumuman resmi terlebih dahulu dari instansi teknis terkait dengan persoalan penyebaran penyakit tersebut. Kalau memang sudah dinyatakan aman, barulah masyarakat dapat mengkonsumsi maupun menjual unggas yang ada di Kotamobagu,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kotamobagu, Nurrochim Mokoagow saat dikonfirmasi mengatakan, kalau proses pemusnahan unggas tersebut akan dilakukan di pusat penjualan unggas pada Pasar Serasi.
Sayangnya, ketika ditanyakan terkait jumlah unggas yang akan dimusnahkan tersebut, Mokoagow mengatakan, pihaknya belum dapat memprediksikannya. Hal ini dikarenakan unggas yang akan dimusnahkan tersebut bukan hanya yang terkena virus flu burung. Namun, juga unggas yang berada pada radius 200 meter dari lokasi terinfeksinya unggas tersebut.
“Kami belum dapat memprediksikan jumlah keseluruhannya. Namun yang jelas saat ini sudah ada sekitar 30-an unggas yang kami karantina. Nanti pada saat sebelum pemusnahan akan kami sisir seluruh unggas yang berada dalam radius 200 meter dari lokasi pemusnahan yang terindikasi positif tempat berkembangnya virus itu. Dan ini sudah sesuai dengan protap yang ada,” tegasnya.
Disisi lain, dirinya pun mengatakan, selain unggas yang ada, kandang tempat unggas tersebut pun akan dibakar habis. Mengingat kandang tersebut diduga masih menyisakan virus yang dapat menjangkit ke unggas lainnya yang akan ditempatkan pada kandang bekas ditempatkannya unggas yang terinfeksi flu burung.
“Ada sekitar 40 kandang yang telah kami kumpul dan akan dimusnahkan sekaligus pada pemusnahan nanti,” ungkapnya.
Menariknya, pernyataan akan diberikannya ganti rugi kepada para pedagang yang akan dimusnahkan unggas mereka, diklarifikasi kembali oleh Mokoagow.
Dari hasil rapat yang dilakukan mereka bersama dengan sejumlah instansi teknis terkait diantaranya adalah Disperindag dan Dinas Kesehatan. Ganti rugi tersebut kemungkinan tidak akan bisa diberikan.
“Ini adalah bencana bagi Kotamobagu. Makanya kemungkinan ganti rugi itu tidak akan kami berikan. Lagipula ini demi keselamatan bersama seluruh warga yang ada di Kotamobagu,” ucapnya.
Terkait dengan daerah yang positif terserang flu burung di Kotamobagu, Mokoagow mengatakan, dari penelusuran yang dilakukan oleh mereka bersama dengan tim dari Dinas Pertanian Sulut, ada sejumlah wilayah yang dinilai harus sangat waspada dengan infeksi penyebaran penyakit ini.
Diantaranya adalah Pasar Serasi di Kelurahan Gogagoman, Kelurahan Kopandakan serta Kelurahan Upai dan Pontodon yang terletak di Kecamatan Kotamobagu Utara.
“Masyarakat di seluruh wilayah itu kami harapkan dapat meningkatkan kehati-hatian mereka terhadap gejala peyebaran penyakit ini. Sebab virus ini tidak hanya menyerang unggas, namun bisa juga menyerang manusia,” ujarnya menutup pembicaraan. (abm)