Manado – Team penyusunan konsep strategi pembangunan Sulut Hebat kembali menggelar Focus Group Discussion (FGD), kali ini dengan tema Pembangunan Ekonomi Terintegrasi Pro Sulut.
Menghadirkan pembicara pengantar diskusi, Benny Ratag, direktur Kwik Kian Gie Institute Jakarta.
Menurut Ratag, pembangunan Sulut kedepan harus diarahkan pada pemanfaatan kualitas SDM yang tinggi dan produk ekonomi yang dibutuhkan terus menerus. Sulut harus menangkap target Indonesia yang sedang menambah pusat-pusat pertumbuhan baru.
Artinya Sulut harus mengadobsi Core-periphery principles agar tercipta core pertumbuhan baru, bersamaan dengan mengidentifikasi semua kawasan periphery agar semua tumbuh bersama.
Salah satu contoh adalah harus meningkatkan pelabuhan bitung, baik dari segi fungsi maupun status. Dengan begitu maka daya tarik ekonomi lain akan mengikuti sebagai titik masuk pada pusat-pusat pertumbuhan baru.
Secara ringkat, pakar ekonomi dan keuangan ini menjelaskan bahwa, ada empat titik masuk untuk pusat pertumbuhan baru;
Pertama, melepaskan hambatan pertumbuhan Bitung sebagai pelabuhan yang melayani pusat pertumbuhan baru.
Kedua, membangun sistem transportasi yang memadai.
Ketiga, mengembangkan industri yang berbasis teknologi maju dan kualitas SDM yang berkualitas yang mampu menghasilkan produk hebat.
Keempat, penghapusan hambatan tarif dan perijinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi di suatu pusat pertumbuhan baru.
“Bila ini semua dikerjakan, Sulut Hebat dengan indicator pertumbuhan yang berkualitas serta tingkat pendapatan rakyat yang meningkat pasti bisa diwujudkan. Apalagi saya kenal Pak Olly adalah orang yang konsiten, memiliki analisis ekonomi makro dan mikro yang tajam, serta piawai melakukan loby. Dengan begitu, Sulut Hebat pasti terwujud,”tukas Ratag yang juga jebolan universitas dari Belanda ini.
Hadir dalam diskusi tersebut sejumlah pakar ekonomi Sulut seperti Dr Lucky Sondakh, Dr Gerdy Worang, Dr John Tasirin, Prof Dr Doddy Sumayow, Marieta Kuntag, budayawan Reiner Oeintoe dan sejumlah aktivis. (tim)